JAKARTA – Kasus penganiayaan yang melibatkan anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Masinton Pasaribu kian memanas. Pasca dirilisnya kronologis peristiwa versi Masinton melalui staf ahlinya, Abraham Leo Taditasik atau akrab disapa Abe, hari ini, Minggu (31/1/2016) korban atas nama Dita Aditia Ismawati (27) yang merupakan asisten pribadi Masinton turut merilis kronologis versinya.
Melalui keterangan tertulisnya yang diberikan kepada awak media hari ini, Dita bercerita bagaimana penganiayaan padanya terjadi. Berikut keterangan lengkapnya:
“Saya sedang kumpul dengan teman-teman Nasdem di CAmden Cikini pkl 21.00 sekitar pkl 22.30 saya dijemput oleh Masinton Pasaribu melalui sopirnya Pak Husni yang memanggil saya disamping table.
Husni bilang bos sudah menunggu di dalam mobil. Setelah itu saya ke depan cafe tersebut lalu melihat ke dalam mobil ada pelaku dan saya kembali ke dalam Camden untuk mengambil tas sekaligus pamit ke teman-teman. Ada teman saya yang mengantarkan saya sampai depan pintu cafe menitipkan saya ke driver (Husni). Karena niatnya, saya diantar kawan-kawan dari Camden mengambil mobil yang terparkir di DPW Nasdem Gondangdia.
Lalu di dalam mobil saya duduk di depan, pelaku (MP) duduk ditengah memaki-maki dan interogasi saya. Setelah itu saya bilang “tolong ambil mobil saya di DPW Nasdem” dan MP instruksikan pak Husni untuk bawa mobil saya ke rumah di Cawang.
Saya masih di dalam mobil otomatis pelaku (MP) menyetir dan interogasi saya bawa putar-putar, saya tidak diizinkan turun pulang terus saya dibawa putar-putar di jalan sambil dimaki-maki dan saya menangis.
Karena menangis itu saya minta pulang lalu dia bilang “Diem loe anjing, malah nangis lagi!!” Dan saya gebrak dasboard mobil untuk dibawa pulang. “bawa gw pulang, gw cm mau pulang dan istirahat badan cape. Atw tlp temen gw krn janji mau anter gw pulang”. Pada saat itu tonjokan 2 kali melayang kena pelipis mata saya dengan tangan kirinya dengan bilang “Diem loe anjing!!”.
Yg saya rasa saat itu gelap mata kunang-kunang dan panas lalu saya teriak “knp saya hrs ditonjok?? Tolong” saya teriak di dalam mobil hanya berdua dengan pelaku.
Setelah itu saya mau telepon teman saya, tiba-tiba HP direbut oleh pelaku (MP) dan saya bilang “Kembaliin hp gw, itu hp gw beli sendiri jangan dibanting lg” dan reflek saya ambil setir mobil untuk ke kiri minggir, dan dia langsung menyerahkan “Ini hp loe ini” setelah itu saya sambil menangis saya bilang “kenapa gw hrs ditonjok, gw mau lapor polisi dan ke RS, gw nangis krn dimaki2”
Setelah itu baru saya diturunkan di pinggir jalan dekat rumah dan Pak Husni di pinggir jalan menyerahkan kunci mobil saya yang sudah diantar ke rumah sambil saya bilang “Pak Husni saya ditonjok bos 2x, tolong pak” lalu driver bilang “mba tenang ini kunci mobilnya” saya turun dari mobil pelaku (MP) fortuner warna putih dan langsung lari naik ke taxi Express. Oleh sopir taxi Express diantar ke Polsek Jatinegara untuk dibawa visum et repertum ke RSUD Budi Asih. Setelah visum di RSUD Budi Asih sekitar pkl 00.20-01.30 an saya didampingi kembali ke Polsek Jatinegara.
Di Polsek Jatinegara saya disarankan untuk istirahat sebelum buat BAP oleh penyidik dan diminta kembali lapor hari Sabtu pkl.09.00 wib.
Namun saya harus dirawat inap di RS Aini Hari Jumat s.d Minggu tgl 22-24 Januari 2016. Ibu saya pernah mendapat ancaman jika laporan saya tidak dicabut atau ini menjadi ramai saya akan celaka.
Mulai dari Senin s.d Sabtu kemarin tanggal 30 Januari 2016 sama sekali tidak ada permohonan maaf dari pelaku (MP) kepada saya.”
Melihat keterangan versi Dita memang terlihat perbedaan mencolok dengan kronologis versi pihak Masinton melalui Abe yang dirilis sebelumnya. Bukti berupa foto kondisi mata yang lebam terlihat memang merupakan bekas ‘tonjokan’.
(bti)