JAKARTA – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang serentak pada Desember 2015, dinilai memiliki dampak bagi perekonomian nasional karena bertepatan waktunya dengan puncak pertumbuhan ekonomi nasional. Demikian disampaikan oleh Menko Perekonomian, Darmin Nasution di Jakarta, Rabu (26/8).
“Nah, pilkada itu bisa ada dampaknya,” ujar Darmin kepada wartawan.
Teori ekonomi yang biasa diterapkan nampaknya sejalan dengan diadakannya Pilkada. Biasanya, menurut Darmin, ada siklus kenaikan yang masif di akhir tahun. Hal ini bertepatan dengan penyelenggaaraan Pilkada serentak.
Namun demikian, Darmin belum bisa memastikan seberapa besar dampak dari Pilkada. Belajar dari pengalaman sebelumnya padaa saat pemilu, perekonomian tumbuh sebesar 0,15 – 0,2%. Dalam Pilkada serentak, Darmin memprediskis pertumbuhan akan lebih besar.
“Nah pilkada serentak mestinya lebih besar karena dia ini lebih ke rakyat,” sambungnya.
Darmin bahkan mengalkulaasi pertumbuhan berkisar 0,2 – 0,3% untuk pada Pilkada serentak. Dengan demikian, jika pertumbuhan di kwartal 3 dilanjutkan pada kwartal 4, maka total perekonomian Indonesia menyentuh angka 5%. Namun hal tersebut harus diteliti lagi, khususnya faktor-faktor peningkat ekonomi.
“Bisa sampai 5 (persen) di akhir tahun,” pungkas mantan Gubernur BI itu.
(msa/bti)
