Saturday, April 27, 2024
HomePolitikaDaerahTaj Yasin Maimoen: Stok Plasma Konvalesen Aman, Tapi PMI Jateng Harus Tetap...

Taj Yasin Maimoen: Stok Plasma Konvalesen Aman, Tapi PMI Jateng Harus Tetap Siaga!

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dalam suatu kesempatan. (foto: istimewa)

 

SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, meminta Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Tengah bersiaga menyiapkan stok Plasma Konvalesen sebagai antisipasi kasus Covid-19 anak di Jateng.

Menurutnya, hingga saat ini stok Plasma Konvalesen di Jawa Tengah masih mencukupi jika dibutuhkan. Berdasar catatannya, stok Plasma Konvalesen di Jawa Tengah sampai 26 September 2021, mencapai sekitar 1.109 kantong. Namun, lanjutnya, jika perlu, seluruh penyintas diminta secara sukarela agar mau mendonorkan plasma konvalesen sebagai tambahan.

“Kita harus berjaga-jaga. Jangan sampai kasusnya tinggi, kebutuhan (Plasma Konvalesen) meningkat, kita kehabisan stok. Kita pelajari yang gelombang kemarin (Juni) itu bagaimana, dan harus kita antisipasi. Kalau perlu Gedor Lakon (Gerakan Donor Plasma Konvalesen) harus kita gencarkan lagi,” kata Taj Yasin dikonfirmasi melalui saluran telepon, Rabu (29/9/2021).

Taj Yasin menambahkan, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, juga meminta kepada seluruh pihak untuk meningkatkan surveillance terhadap penyebaran Covid-19 di Jawa Tengah. Hal ini menyusul adanya data bahwa Jawa Tengah jadi salah satu provinsi di Indonesia dengan kasus anak terkonfirmasi covid terbanyak.

Dia sepakat dengan Gubernur bahwa apabila surveillance yang dilakukan tinggi dan lebih sering, maka kondisi riil dapat diketahui secara lebih cepat.

“Maka kalau lebih cepat diketahui kondisi riilnya, datanya sudah kita dapat, maka penanganannya bisa lebih teliti. Plasma Konvalesen sebagai salah satu metode pemulihan pasien Covid-19, harus kita jaga stoknya, jangan sampai kurang,” jelas putra ulama ternama KH Maimoen Zubair tersebut.

Sebelumnya, Ganjar Pranowo meminta pengawasan terhadap penyebaran Covid-19 tidak boleh berhenti. Dia menilai semakin sering pengawasan dilakukan akan semakin bagus (riil) data yang didapatkan.

“Surveilannya nggak boleh berhenti. Nggak usah takut tertinggi atau terendah yang penting surveilannya dilakukan dengan ketat,” kata Ganjar.

Untuk diketahui, berdasarkan studi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) terdapat 10 daerah di Indonesia dengan kasus anak terkonfirmasi covid terbanyak. Diantaranya Jawa Barat, Riau, Jawa Tengah, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara, DIY, dan Papua.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular