Sunday, December 8, 2024
spot_img
HomePendidikanPakar Bahasa Indonesia Itu Wafat

Pakar Bahasa Indonesia Itu Wafat

Prof. Jusuf Sadikin Badudu. (Foto: salamatahati.com)
Prof. Jusuf Sjarif Badudu. (Foto: salamatahati.com)

BANDUNG – Masih ingat dengan pelajaran Bahasa Indonesia di TVRI dulu? Anda yang mengalami masa muda era 80an dan 90an tentu akrab dengan nama Jusuf Sjarif Badudu atau lebih dikenal dengan Yus Badudu. Guru Besar Bahasa Indonesia itu pada Sabtu (12/3/2016) meninggal dunia akibat komplikasi penyakit semasa tuanya di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, pada pukul 22.10 WIB tadi malam.

Dua hari sebelum wafat, pelopor EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) berusia 89 tahun itu dirawat inap di RSHS karena serangan stroke. Sekitar sepuluh tahun belakangan, ia sudah beberapa kali diserang stroke ringan maupun berat sehingga mengakibatkan kondisi fisiknya semakin lama semakin menurun.

Menurut keterangan cucu ke-7 beliau, Ananda Badudu, jenazah almarhum akan disemayamkan di tempat tinggalnya sehari-hari, yakni di Bukit Dago Selatan nomor 27, Bandung. Setelah dishalatkan, rencananya jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung pada Minggu (13/3/2016).

J.S. Badudu dikaruniai 9 anak, 23 cucu, dan 2 cicit. Istrinya, Eva Henriette Alma Koroh, lebih dulu berpulang pada 16 Januari 2016 lalu pada usia 85 tahun. Mereka hidup bersama dalam ikatan pernikahan selama 62 tahun.

Untuk diketahui, Prof. Dr. J.S. Badudu lahir di Gorontalo pada 19 Maret 1926. Sepanjang usia ia mengabdikan diri untuk Bahasa Indonesia melalui kegiatan belajar-mengajar dan tulis-menulis. Ia telah menjadi guru sejak usia 15 tahun dan mengakhiri pengabdiannya di bidang pendidikan pada usia 80 tahun, itu pun karena kondisi fisik yang terus menurun seiring bertambahnya usia.

J.S. Badudu dikenal masyarakat luas sejak ia tampil dalam acara Pembinaan Bahasa Indonesia yang ditayangkan di TVRI pada 1977-1979, dilanjutkan tahun 1985-1986. Pada saat itu TVRI adalah satu-satunya siaran televisi di Indonesia.

Beberapa karya besar di antara puluhan buku yang pernah ditulisnya: Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994), revisi kamus Sutan Muhammad Zain; Kamus Kata-kata Serapan Asing (2003); Pelik-pelik Bahasa Indonesia (1971); Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (1993); Kamus Peribahasa (2008); Membina Bahasa Indonesia Baku (1980) dll.

Pendidikan bahasa yang pernah ditempuhnya adalah kursus B1 Bahasa Indonesia (1951); Fakultas Sastra Unpad (1963); Studi Pascasarjana Linguistik pada Fakultas Sastra dan Filsafat Rijksuniversiteit Leiden, Belanda (1971-1973); Ia memperoleh gelar Doktor dari Fakultas Sastra UI pada 1975 dengan disertasi berjudul Morfologi Kata Kerja Bahasa Gorontalo.

Sejauh catatan pribadi beliau, ia telah 8 tahun menjadi guru SD, 4 tahun guru SMP, 10 tahun guru SMA, dan 42 tahun menjadi dosen di Unpad dan UPI Bandung. Ia menginjak usia pensiun pada 1991, namun setelah itu masih aktif mengajar dan menulis sampai awal 2000.

J.S. Badudu adalah orang pertama yang mendapat gelar Guru Besar dari fakultas Sastra Unpad. Ia dinobatkan menjadi Guru Besar pada 1985 dalam usia 59 tahun.

Atas sumbangsih dan pengabdiannya di bidang bahasa, ia dikaruniai tiga tanda kehormatan dari pemerintah, yakni Satyalencana Karya Satya (1987), Bintang Mahaputera Nararya (2001), dan Anugerah Sewaka Winayaroha (2007).

(ananda badudu/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular