SURABAYA – Hujan deras dengan intensitas tinggi dan berdurasi panjang ditambah tingginya tingkat kerentanan pada Minggu (9/10/2016) sore melanda Kabupaten Pangandaran Jawa Barat telah menyebabkan bencana banjir dan longsor. Sekitar 8 kecamatan tergenang banjir dengan ketinggian sekitar 20–180 sentimeter yakni Kecamatan Cigugur, Cijulang, Parigi, Sidamulih, Pangandaran, Kalipucang, Mangunjaya dan Langkaplancar.
Kejadian tersebut membuat lembaga kemanusiaan PKPU berinisiatif untuk melakukan respon tanggap bencana sekaligus menyalurkan bantuan sosial. Menurut Kordinator Humas PKPU Surabaya, Denny Ferdyansyah, pihaknya sendiri sebatas melakukan respon bencana sebagai tahapan pertama dalam penanganan bencana. Aksi respon yang dilakukan lebih kepada menjaring data-data dan informasi kebutuhan di lapangan.
“Kami menurunkan tim assesment atau surveyor untuk melakukan interaksi kebutuhan korban dan berkordinasi untuk mencocokkan temuan Tim PKPU dan Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangandaraan sekaligus berkordinasi terkait aksi lanjutan,” ujar Denny Ferdyansyah kepada redaksi cakrawarta.com, Rabu (12/10/2016) siang.
Menurut Denny, terkait dana bantuan dari pihak PKPU sendiri sementara masih sebatas penggunaan dana darurat respon bencana yang memang selalu dialokasikan oleh PKPU sebagai bentuk antisipasi apabila terjadi bencana di luar prediksi. Tetapi pihak PKPU telah melakukan komunikasi dengan para donatur untuk penggalangan dana bantuan.
“Pengumpulan donasi dari donatur masih sebatas di sekitar jangkauan PKPU Bandung. Belum masif secara nasional. Untuk cabang, kami sudah informasikan ke para donatur kami mulai informasi dan tindakan yang telah kami lakukan. Untuk jumlah donasi, kami belum dapat memastikan berapa,” imbuh Denny.
Denny menambahkan, pihak PKPU pusat khususnya Tim Rescue tengah menggodok dan melakukan kordinasi dengan seluruh cabang terkait aksi selanjutnya khususnya untuk penggalangan donasi bantuan.
“Intinya kami dari cabang sedang menunggu arahan dari Tim Rescue Pusat untuk aksi selanjutnya terkait Bencana banjir dan longsor di Pangandaran ini,” ujarnya.
Untuk diketahui, bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Pangandaran kali ini telah merendam 3.833 rumah, membuat 1808 jiwa mengungsi, sejumlah titik mengalami longsor hingga merenggut satu korban jiwa atas nama Barjo dari Dusun Ciranto Desa Jadimulya Kecamatan Langkaplancar karena tertimbun longsor.
Semalam hujan deras juga kembali mengguyur Kabupaten Pangandaran dan air pun mulai naik kembali. Namun gelombang pengungsi belum terjadi. Banjir yang memutus saliran PDAM sangat berpengaruh kepada kebutuhan warga terhadap air bersih seperti di daerah Pananjung yang mengandalkan air bersih dari PDAM, sedangkan sumber air lainnya memiliki kualitas yang tidak baik untuk konsumsi.
Di beberapa tempat air yang mengguyur semalam mmbuat beberapa longsoran yg menutup akses jalan di Kec. Pangandaran. Relawan PKPU sendiri dan aparat setempat tengah bahu-membahu untuk segera membuka akses jalan. Pemerintah setempat menghimbau warga terutama yang tinggal di daerah dengan morfologi tebing dan perbukitan agar siaga karena longsor sewaktu-waktu bisa terjadi.
“Saat ini kebutuhan warga yang terkena dampak banjir dan longsor adalah akses terhadap air bersih. Karenanya, Tim Rescue PKPU Pusat akan melakukan assesment kajian dampak dan kebutuhan, mendistribusikan air bersih dan mendirikan posko dapur air,” pungkasnya.
(bus/bti)