BALIKPAPAN – Pelajar Islam Indonesia (PII) membuka Muktamar Nasional (Muknas) XXXII di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur, pada Jum’at (5/5/2023).
Kegiatan berlangsung mulai pukul 09.30 WITA hingga pukul 15.30 di Embarkasi Haji Batakan, Balikpapan Kalimantan Timur dengan pelaksanaan 2 sesi.
Pantauan media ini, sesi pertama dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan atau menko PMK Muhadjir Effendy, yang merupakan tokoh Muhammadiyah.
Lalu hadir juga Wakil Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, dan asisten I Pemkot Balikpapan Zulkifli.
Muhadjir yang merupakan alumni PII berpesan, “PII haruslah tetap membina pelajar baik ditingkat komisariat maupun daerah, sedikit atau banyak kader tidak masalah, yang penting kualitas tetap dijaga”.
Kemudian, di sesi kedua yang dimulai pasca sholat Jum’at, hadir Wakil MPR RI Ahmad Muzani yang juga merupakan alumni PII. Pada Muktamar PII ini Muzani hadir mewakili Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto yang berhalang karena sedang dinas ke luar negeri.
“Pak Prabowo sejatinya hadir di tempat ini, tapi karena ada dinas keluar negeri jadi beliau mohon maaf tidak bisa hadir. Dan saya diminta beliau untuk datang. Jadi beliau menyampaikan salam hormat untuk seluruh kader PII. Dan Insyaallah nanti setelah muktamar dan terpilih pemimpin yang baru, Pak Prabowo berharap bisa bertemu dan menyampaikan selamat secara langsung di lain waktu,” kata dia.
Pada sesi ini selain Muzani, turut hadir Ketua Umum Keluarga Besar (KB) PII Nasrullah Larada. Kemudian Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Timur Seno Aji, Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Sabaruddin Panrecalle Serta jajaran pengurus wilayah PII se-Indonesia yang akan bermuktamar selama 4 hari ke depan.
Muktamar Nasional kali ini mengusung tema “Transformasi Gerakan Pelajar, Menuju Indonesia Emas 2045”
Chamid salah seorang utusan dari Jawa Timur, saat dihubungi media ini, Sabtu (6/5/2023) berharap ada gagasan baru mengenai kaderisasi.
“Untuk menjemput Indonesia Emas tahun 2045, PII harus mengambil peran melalui gerakan pembinaan dan kaderisasi pelajar yang masif, tentu semuanya harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman,” tukas Chamid.
(bus/bti)
