LANGKAT, CAKRAWARTA.com –
Banjir besar yang merendam kawasan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, memutus akses darat dan membuat ratusan warga terisolasi berhari-hari. Namun bagi para relawan Lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Kemandirian Umat (LazisKU), situasi genting itu justru menjadi panggilan untuk bergerak lebih cepat.
Ketika jalan tak lagi bisa dilalui, para relawan memilih jalur yang tersisa yakni menyusuri Sungai Wampu di Desa Sei Ular, satu-satunya akses menuju lokasi terdampak. Dengan perahu bermotor, rompi pelampung, dan perlengkapan keselamatan sederhana, mereka menembus arus yang deras membawa harapan untuk warga yang menunggu.
Pada Jumat (5/12/2025), tim LazisKU mengangkut berbagai kebutuhan mendesak seperti beras, sembako, air mineral, susu bayi, hingga perlengkapan darurat lainnya. Setiap paket logistik diangkut dengan hati-hati agar tak terendam air yang sesekali masuk ke badan perahu.
Ketua Tim Respon Cepat LazisKU Sumatera Utara, Aidi Sasmita, menyebut keputusan melalui jalur sungai adalah pilihan terbaik dalam situasi darurat.
“Kami tidak ingin warga menunggu terlalu lama. Saat jalan tak bisa dilalui, sungailah yang menjadi penyambung harapan. Alhamdulillah, distribusi berjalan lancar meski penuh tantangan,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (6/12/2025).
Kehadiran relawan di tepian pemukiman yang terendam disambut haru. Beberapa warga menahan air mata ketika paket bantuan diserahkan, mengingat mereka telah berhari-hari bertahan dengan bekal minim dan tanpa kepastian kapan bantuan tiba.
Sekretaris Umum Pengurus Wilayah Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Sumut, Syaiful Amri, menambahkan bahwa selain distribusi logistik, tim LazisKU juga menjalankan asesmen lanjutan untuk menentukan kebutuhan susulan, termasuk layanan kesehatan darurat dan dukungan pemulihan pascabanjir.
Ia menegaskan, aksi ini memperlihatkan komitmen LazisKU untuk Memandirikan Umat, menembus batas dan menjangkau wilayah tersulit sekalipun demi memastikan bantuan tiba tepat sasaran.
“Kami menyampaikan terima kasih dan salam hormat kepada para donatur. Mudah-mudahan Allah SWT membalas kebaikan kita semua,” ujar Syaiful.
Di tengah derasnya arus sungai dan keterbatasan sarana, para relawan kembali membuktikan bahwa kepedulian tak mengenal hambatan. Selama masih ada jalur, sekecil apa pun itu, harapan tetap bisa dihantarkan.(*)
Kontributor: Ahmad Toha A
Editor: Abdel Rafi
