Tuesday, April 16, 2024
HomeSains TeknologiKesehatanKe Madura, Tim Geliat Unair Temukan Faktor Penyebab Rendahnya Imunisasi Di Ponpes

Ke Madura, Tim Geliat Unair Temukan Faktor Penyebab Rendahnya Imunisasi Di Ponpes

Ratna Dwi Wulandari dari Tim GELIAT Unair saat memberikan materi mengenai tahapan-tahapan HCD pada perwakilan pondok pesantren Madura di Hotel Odaita, Pamekasan, Selasa (28/2/2023). (foto: cakrawarta)

PAMEKASAN – Tim GELIAT Unair yang bekerjasama dengan UNICEF dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur melanjutkan sosialisasi dan edukasi dengan sasaran pondok pesantren. Pada hari kedua kegiatan yang berlangsung di Hotel Odaita Pamekasan itu, materi mengenai tahapan metode human centered design (HCD) sebagai pendekatan baru mengatasi rendahnya cakupan imunisasi di Madura khususnya masyarakat pesantren.

Dua pemateri dari Universitas Airlangga, Ratna Dwi Wulandari dan Kurnia Dwi Artanti memberikan materi tentang peta perjalanan, pemilihan tema dan panduan diskusi serta penyelidikan cepat dan analisis data dimana pasca pemberian materi peserta diajak praktek langsung.

“Setelah materi, peserta diajak untuk mempraktekkan secara langsung tahapan-tahapan HCD yang dipandu oleh tim imunisasi Geliat Unair untuk menggali permasalahan yang mempengaruhi program imunisasi khususnya di masyarakat pondok pesantren dan menggali potensi atau ide yang bisa ditawarkan sebagai alternatif solusinya,” ujar Laura Navika Yamani pada media ini yang ditemui seusai acara, Selasa (28/2/2023).

Menurut Laura, peserta dari pondok pesantren di Madura yang hadir nampak antusias terlihat dari begitu interaktifnya diskusi yang ada selama praktek berlangung yang dipandu langsung oleh tim Geliat Unair.

Epedimiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair itu menjelaskan bahwa selama diskusi dan praktek metode HCD, ditemukan setidaknya tiga faktor utama mengapa cakupan imunisasi di Madura khususnya kalangan pondok pesantren tergolong rendah.

“Ada masyarakat ponpes yang belum memahami manfaat imunisasi dan termakan dengan isu hoaks terkait vaksin. Misalkan vaksin bisa membahayakan karena menyebabkan kecacatan atau kematian. Padahal kemungkinan kejadian tersebut terjadi kebetulan karena bersamaan tetapi sebetulnya bukan karena vaksin melainkan dugaan adanya faktor lain,” papar Laura.

“Kan pasti dilakukan investigasi lebih lanjut pada kasus-kasus khusus seperti itu dan akan disampaikan kepada masyakat tetapi nampaknya hoaks lebih cepat menyebar dan terjadi generalisasi atas temuan kasus khusus itu. Karenanya, edukasi perlu dilakukan untuk kalangan pondok pesantren atau pengasuh dan pengelola pesantren sebagai pemegang kebijakan,” imbuhnya.

Inayah, salah seorang perwakilan Ponpes Darut Tauhid Enjelen Sampang sedang mempresentasikan hasil diskusi kelompok nya di hadapan pemateri dan peserta program edukasi dan pelatihan mengenai imunisasi dan metode HCD di Hotel Odaita, Pamekasan, Selasa (28/2/2023). (foto: cakrawarta)

Masalah yang tak kalah pentingnya terkait faktor penyebab rendahnya cakupan imunisasi di Madura, khususnya kalangan pesantren adalah mengenai isu halal dan haramnya vaksin yang digunakan.

“Apalagi dengan adanya kondisi pandemi Covid-19 ini, berita terkait vaksin yang haram yang menggunakan unsur babi didalam prosesnya cepat menyebar padahal sebelum pandemi Covid-19, penerimaan vaksin masih bagus dan masyarakat ponpes dan sekitarnya rutin mendapatkn vaksin sesuai dengan sasaran imunisasi,” tandas wanita murah senyum tersebut.

Selain dua faktor tersebut, ada temuan kecil misalnya adanya fakta di dalam ponpes tidak disediakan layanan imunisasi tetapi membebaskan santri dan dewan gurunya untuk divaksin atau tidak yang dilakukan di luar ponpes.

Untuk diketahui, acara yang diikuti perwakilan pondok pesantren di Madura ini berlangsung sejak Senin (27/2/2023) dan akan berakhir Rabu (1/3/2023) mengenai follow up pasca kegiatan.

“Kami melihat dan merasakan serta dicurhati kalau peserta sangat merasakan manfaat dari kegiatan ini dan membuka wawasan tentang pentingnya imunisasi untk meningkatkan status kesehatan dan kami berharap follow up di hari ketiga akan berdampak pada meningkatnya cakupan imunisasi sesuai target Pemerintah,” pungkas Laura.

(zay/bus/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular