
Bali, – “Air bersifat politis!” tegas Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian saat dirinya memimpin Ministerial Meeting, salah satu sesi dalam World Water Forum ke-10 di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Tito menekankan pentingnya air sebagai sumber kehidupan.
“Pentingnya akses terhadap air minum yang bersih dan aman sebagai hak asasi manusia dan landasan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat,” kata Tito.
Mantan Kapolri itu menyatakan bahwa air berada di garis depan tantangan global saat ini dan masa depan, dengan kombinasi pertumbuhan populasi, polusi, dan kenaikan suhu yang menyebabkan kelangkaan air di banyak tempat di dunia.
Tito juga menyoroti dampak perubahan iklim yang meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir, yang membahayakan jutaan orang tanpa pengelolaan air yang berkelanjutan.
“Masalah air tidak hanya menjadi perhatian profesional dan akademis, tetapi juga membutuhkan kepemimpinan kuat dari para pengambil kebijakan. Air bersifat politis!” tegas Tito.
Dalam acara yang mengusung tema Water for Shared Properity itu, Tito mengajak para delegasi untuk menjadikan Forum Air Dunia ke-10 sebagai mercusuar yang memandu jalan menuju kerja sama yang inklusif, berdampak, dan saling menguntungkan untuk melindungi generasi mendatang.
Sesi Ministerial Meeting pada hari pertama yakni pada Senin (20/5/2024) diisi dengan serangkaian pernyataan dari berbagai negara peserta, yang disampaikan oleh delegasi dari Kenya, Tanzania, Namibia, Arab Saudi, Tiongkok, Finlandia, Brunei Darussalam, Albania, Singapura, Irak, Spanyol, Sri Lanka, Mesir, Aljazair, Hungaria, Turkiye, Polandia, dan Iran. Masing-masing delegasi memberikan pandangannya terkait tantangan dan solusi pengelolaan air di negara masing-masing.
Selain itu, perwakilan dari organisasi internasional yaitu UNESCO, UNDRR, dan UNDP, juga diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangan mengenai isu air di dunia, pada hari pertama. Selanjutnya Sesi Kedua, hari ini, Selasa (21/5/2024) delegasi negara lainnya dijadwalkan akan menyampaikan country statament bersama dengan berbagai organisasi internasional yang telah haditr pada WWF ke-10.
Forum ini akan menghasilkan Ministerial Declaration sebagai output utama yang disertai dengan concrete deliverables (projects, initiatives, joint actions). Dalam proses penyusunan Ministerial Declaration tersebut, Indonesia menyampaikan 3 (tiga) usulan yaitu pendirian Centre of Excellence on Water and Climate Resilience (COE); pengarusutamaan Integrated Water Resources Management (IWRM) on Small Islands; dan penetapan World Lake Day.
(reza/rafel)