Tuesday, October 8, 2024
spot_img
HomePolitikaDaerahLa Nyalla: Jangan Lagi Ada Kata Kampret dan Cebong

La Nyalla: Jangan Lagi Ada Kata Kampret dan Cebong

Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti. (foto: istimewa)

 

SURABAYA – Ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Jawa Timur, La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengimbau semua pihak untuk menahan diri dan tidak saling menjelekkan jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Ungkapan-ungkapan bertendensi negatif tidak perlu dilontarkan karena hanya akan membuat selisih paham memuncak.

“Harganya terlalu mahal kalau Pilpres ini jadi ajang bullying massal. Saling mengatai satu sama lain. Cukup sudah, jangan lagi ada kata idiot, kampret, atau cebong terlontar di antara sesama anak bangsa,” ujar La Nyalla saat dihubungi media, Selasa (28/8/2018).

Seperti diketahui, “kampret” adalah julukan warganet (netizen) yang berada di kubu non-Jokowi, sedangkan “cebong” adalah sebutan yang disematkan untuk pendukung Jokowi. Adapun kata “idiot” menjadi viral setelah muncul gesekan dalam deklarasi #2019GantiPresiden di Surabaya yang akhirnya batal digelar.

“Saya ngeri bagaimana dampaknya ke anak-anak kita melihat orang-orang dewasa saling teriak kampret, cebong, dan kata-kata kasar lain. Kemarin anak saya yang masih sekolah juga tanya, ‘Pa, ini kenapa sih semua saling ejek?’ Wah, bahaya juga dampak serang-serangan di media sosial ini ke anak-anak kita semua,” papar La Nyalla yang juga ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur.

“Coba bayangkan kalau anak-anak kita berubah jadi generasi muda yang hobi bullying, suka melontarkan kata-kata kasar. Apa kita sebagai orang tua rela?” imbuh La Nyalla.

Menurut La Nyalla, saling melontarkan ejekan juga tidak sesuai ajaran agama, dan tak sesuai adat ketimuran yang dipegang erat bangsa Indonesia.

“Kita ini manusia kan tidak tahu apa-apa. Belum tentu orang yang kita caci, itu lebih jelek dari kita. Bisa saja lebih baik di mata Allah SWT,” kata La Nyalla.

La Nyalla menambahkan, kita harus mengelola perbedaan pendapat di Pilpres dengan dewasa. “Jadikan perbedaan pendapat menjadi kekuatan untuk membangun bangsa, bukan melemahkan bangsa,” ujarnya.

“Silakan berdebat dan berbeda pendapat sampai jungkir balik, tapi jangan melontarkan ungkapan yang kasar. Toh kita ini sebenarnya saudara. Saran saya ini berlaku sama untuk pendukung Jokowi, Prabowo, dan siapa pun,” pungkas calon anggota DPD RI tersebut.

(bti)

RELATED ARTICLES

Berita Terbaru

Most Popular