
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Tak ada yang lebih menggetarkan hati seorang sahabat selain kabar duka yang datang sebelum janji sempat terpenuhi. Begitulah perasaan saya ketika mendengar bahwa Yang Dipertuan Agung Pakubuwono XIII telah berpulang.
Beberapa waktu sebelum wafatnya, beliau mengirim utusan datang ke kediaman saya di Komplek Perumahan Sarana Indah Permai, Ciputat, Tangerang Selatan. Pesannya begitu tegas sekaligus lembut dimana saya diminta segera ke Surakarta. Beliau sedang sakit keras, namun tetap memikirkan hal-hal besar: tentang bangsa, negara, dan masa depan aset Dinasti Nusantara yang ingin beliau arahkan untuk kesejahteraan rakyat.
Saya menjawab dengan janji yang sederhana namun tulus yakni Insya Allah, saya akan bertandang ke Keraton Surakarta pada pertengahan November 2025. Namun takdir rupanya lebih cepat dari rencana manusia.
Sebelum langkah saya sampai ke Surakarta, beliau lebih dulu sampai ke haribaan Gusti Allah.
Kabar kepergian itu membuat saya terdiam lama. Ada perasaan kehilangan yang sulit dilukiskan dengan kata. Dalam diri YDA PB XIII, saya melihat sosok raja yang arif, penuh kebijaksanaan, dan memiliki pandangan kebangsaan yang luas. Beliau bukan hanya penjaga tradisi Mataram, melainkan juga penjaga nurani Nusantara. Seorang pemimpin yang tak lelah bicara tentang rakyat, tentang Indonesia, dengan nada penuh kasih dan tanggung jawab moral.
Kini, janji itu tinggal kenangan. Namun warisan pemikiran dan teladan beliau tak akan pudar oleh waktu. Kebesaran YDA PB XIII bukan hanya terletak pada gelar dan kebangsawanan, tetapi pada keberanian beliau menempatkan keraton sebagai bagian dari denyut kebangsaan yang hidup, modern, dan berpihak kepada kesejahteraan rakyat.
Dari ujung timur Indonesia, di tanah Solor Watan Lema yang merupakan bekas Kerajaan Sunda Kecil/Adonara di Nusa Tenggara Timur, saya dan masyarakat setempat, bersama para raja dan sultan yang tergabung dalam Partai Daulat Kerajaan Nusantara (PDKN), mengirimkan doa tulus untuk almarhum YDA PB XIII dan seluruh keluarga besar Keraton Surakarta Hadiningrat.
Semoga Allah SWT menerima seluruh amal kebajikan beliau, melapangkan jalan menuju surga, dan memberikan ketabahan bagi keluarga yang ditinggalkan.
Allahummagfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fuanhu. Al-Fatihah.
Jakarta, 3 November 2025
Dr. Rahman Sabon Nama
(Wareng V Adipati Kapitan Lingga Ratuloli)
Ketua Umum Partai Daulat Kerajaan Nusantara (PDKN)
(*)
Editor: Abdel Rafi



