Friday, April 26, 2024
HomeSains TeknologiKesehatanIni Tips Menjaga Kesehatan Mata di Era Serba Daring Ala Dokter Nurdin

Ini Tips Menjaga Kesehatan Mata di Era Serba Daring Ala Dokter Nurdin

jaga kesehatan mata selama era daring
ilustrasi. (foto: all about eyes)

SURABAYA – Pandemi Covid-19 membuat kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring atau online. Tidak hanya itu, banyak karyawan yang juga menerapkan sistem work from home untuk menyelesaikan pekerjaannya tanpa harus datang ke kantor. Kondisi tersebut membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu di depan gawai. Sementara, menatap layar terlalu lama menyebabkan mata cepat lelah, kering, bahkan menyebabkan kelainan pada mata. Lantas, bagaimana cara menjaga kesehatan mata di era daring?

Dokter spesialis mata Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), dr. Mohamad Nurdin Zuhri, Sp.M., menyebutkan bahwa menjaga kesehatan mata sangat diperlukan pada masa pandemi sekarang ini, karena banyak pasien di era pandemi ini mengalami kelelahan mata mata kering, maupun kelainan refraksi atau kabur pada penglihatan.

“Biasanya yang paling banyak di klinik itu banyak orang tua yang membawa anaknya dengan keluhan anak yang mengalami kabur penglihatan atau mata lelah, setelah diperiksa, kita diagnosis terkena miopi atau astigmatisma,” ungkap dokter yang akrab dipanggil Nurdin itu, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi cakrawarta.com, Rabu (7/7/2021).

Menurut Nurdin, penyebab mata lelah di era daring adalah durasi kerja jarak dekat yang cukup lama. Ketika melihat dengan jarak dekat, mata akan mengalami penyesuaian untuk menerima bayangan yang jelas dari objek yang dilihat, maka otot pada mata akan mengalami kontraksi sehingga menyebabkan kelelahan pada mata.

“Jika kita melihat dengan jarak dekat maka otot mata akan lebih berkontraksi. Ibarat kita mengangkat benda berat, beberapa menit mungkin kita kuat, akan tetapi kalau sudah berjam-jam akan membuat kita lelah,” ungkap dr. Nurdin.

Lebih lanjut menurut dr. Nurdin, mengatur jarak saat menggunakan gawai adalah salah satu hal penting. Postur tubuh berpengaruh pada jarak ideal penggunaan gawai, biasanya yang paling umum adalah dengan jarak satu lengan atau sekitar 30-40 cm.

“Jarak yang baik antara mata dengan gawai itu tergantung postur tubuh sebenarnya, karena postur tubuh setiap orang pasti berbeda,” tuturnya.

Dokter yang berasal dari kota Pasuruan itu menerangkan bahwa penggunaan handphone tidak dianjurkan saat sekolah atau kerja dengan metode daring, karena handphone memiliki layar yang cukup kecil, sehingga hal itu menyebabkan otot mata lebih berkontraksi. Kemudian ia menambahkan bahwa jarak penggunaan handphone terhadap mata juga relatif dekat dibandingkan dengan menggunakan komputer atau laptop.

“Usahakan tidak memakai handphone, tetapi menggunakan laptop atau komputer. Karena laptop atau komputer memiliki layar yang lebih besar dan jarak penggunaannya yang juga lebih jauh, sehingga itu mengurangi terjadinya astenopia atau mata kelelahan,” tuturnya.

Dokter yang telah mengabdi selama satu dekade di RSUA itu menjelaskan aturan dua puluh merupakan aturan yang efektif untuk mencegah kelelahan pada mata. Arti dari aturan dua puluh yaitu, selama dua puluh menit melihat layar, kemudian dilanjut istirahat selama dua puluh detik dengan melihat sejauh dua puluh kaki.

“Saat melihat jarak jauh dengan jarak dua puluh kaki atau sekitar enam meter, otot-otot mata akan berelaksasi, sehingga hal itu membuat mata lebih rileks,” ungkapnya.

Menurut Nurdin mata kering pada dasarnya ada dua prinsip, yang pertama karena produksi air mata yang berkurang, dan yang kedua terjadi peningkatan evaporasi atau penguapan air mata. Pada kebanyakan orang yang tidak memiliki penyakit sistemik, mata kering disebabkan oleh penguapan air mata yang meningkat, hal itu dikarenakan frekuensi kedipan hanya 4-6 kali permenit bahkan sampai 2 kali permenit saat melihat gadget, normalnya kedipan mata terjadi 14-16 kali permenit.

“Saat kita melihat sesuatu yang serius pada gadget, frekuensi berkedip akan berkurang, sehingga itu akan meningkatkan evaporasi air mata,” ungkapnya.

Pada gawai terdapat bluelight yang dapat menyebabkan mata cepat lelah karena bluelight memiliki panjang gelombang yang lebih pendek. Namun pada gawai saat ini telah dilengkapi dengan bluelight filter atau night mode, sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kenyamanan pada mata.

“Dari segi teknologi pun sebenarnya sudah membantu meringankan upaya menjaga kesehatan mata. Sehingga, saat membeli gawai kita bisa melihat ia ramah di mata atau tidak,” tandasnya.

Pada akhir Nurdin menjelaskan bahwa mengonsumsi suplemen untuk menjaga kesehatan mata bukan sebuah keharusan, namun tergantung pada nutrisi yang masuk pada tubuh seseorang, jika nutrisi sudah dianggap baik, maka mengonsumsi suplemen tidaklah diperlukan.

“Sepanjang nutrisi kita sudah cukup untuk kesehatan mata, maka tidak perlu suplementasi dari luar, sehingga tergantung nutrisi kita sudah baik atau belum,” tutupnya.

(pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular