
JAKARTA, CAKRAWARTA.com — Wakil Menteri Transmigrasi Viva Yoga Mauladi mendorong kepala desa di seluruh Indonesia untuk menjadi motor penggerak dalam pendirian Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Hal itu ia sampaikan saat menjadi pembicara utama dalam webinar bertajuk “Curah Pendapat: Dari Desa untuk Indonesia, Menyuarakan Harapan, Merajut Masa Depan”, pada Kamis (24/4/2025).
Menurut Viva, langkah ini sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 yang menargetkan pembentukan 80.000 koperasi desa/kelurahan di seluruh Indonesia.
“Saya harap kepala desa bisa menjadi pelopor berdirinya Kopdes Merah Putih di wilayah masing-masing,” ujarnya.
Ia menambahkan, koperasi ini tak hanya berfungsi sebagai lembaga simpan pinjam, tetapi juga akan memainkan peran strategis dalam menyerap hasil pertanian, membuka lapangan kerja, serta memberantas praktik rentenir yang merugikan masyarakat kecil.
“Kopdes akan jadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi desa,” tegasnya.
Transmigrasi Jadi Katalisator Pembangunan Desa
Dalam kesempatan itu, Viva juga menyoroti keberhasilan program transmigrasi yang selama ini dinilai mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Ada perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat yang ikut program transmigrasi. Ini bukti bahwa transmigrasi berkontribusi besar terhadap pengentasan kemiskinan,” katanya.
Sejak pertama kali digulirkan pada 1950, program ini telah berhasil melahirkan lebih dari 1.500 desa baru di wilayah-wilayah seperti Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, hingga Papua.
Tahun lalu, kata Viva, minat terhadap transmigrasi masih tinggi. Tercatat 7.000 warga dari Jawa, Bali, dan NTB mendaftarkan diri, meski hanya 123 kepala keluarga yang dapat diberangkatkan karena keterbatasan kuota.
“Di era Presiden Prabowo, transmigrasi menjadi kementerian tersendiri agar fokus pada pembangunan dari desa dan dari bawah,” jelasnya.
Program Unggulan: Transmigrasi Nusa Kaya
Viva menjelaskan bahwa kini Kementerian Transmigrasi mengusung pendekatan desentralistik. Pemerintah daerah yang ingin menerima transmigran wajib menyiapkan lahan terlebih dahulu.
Kementerian juga telah merancang sejumlah program unggulan, seperti Transmigrasi Tuntas, Transmigrasi Patriot, Transmigrasi Gotong Royong, hingga Transmigrasi Nusa Karya. Program terakhir menjadi sorotan karena fokus pada pengembangan industri berbasis potensi lokal di wilayah transmigrasi.
“Transmigrasi Nusa Karya sangat relevan dengan visi pemerataan pembangunan nasional. Program ini menjadi ruang kolaborasi berbagai kementerian untuk mempercepat pembangunan desa,” ujar Viva.
Webinar yang diselenggarakan oleh Village Funnel ini turut dihadiri para pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI), termasuk Ketua MPO DPP APDESI Agung Heri, ST., MM., serta ratusan kepala desa dari berbagai daerah.
(ardi/rafel)