Tuesday, February 11, 2025
spot_img
HomeGagasanBersatunya PKB Dan PKS, Koalisi Pilih Tandhing

Bersatunya PKB Dan PKS, Koalisi Pilih Tandhing

Deklarasi pasangan bakal calon Presiden dan Wakil Presiden Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar baru saja digelar pada Sabtu (2/9/2023). Deklarasi tersebut, membuktikan hebohnya jagad perpolitikan menjelang pilpres Pemilu tahun 2024. Munculnya nama Muhaimin atau Cak Imin sang Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan menggeser posisi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa hari sebelumnya  membuat berang (marah besar) Partai Demokrat. Pengkhianat, begitu cap ditempelkan oleh kawan seiring Anies Baswedan di Demokrat.

Terasa sadis memang, kawan seiring jadi lawan. Partai Demokrat (PD) bergerak cepat. Maraton, mereka membahas itu, maka sebelum PKB mendeklarasikan dukungannya pada Anies atau Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), PD menyatakan keluar dari KPP dan mencabut dukungannya pada pencapresan Anies Baswedan. Riuh rendah reaksi masyarakat, balihopun jatuh berguguran, tak kurang pula dengan sumpah serapahnya. Memang tidak tampak tetesan air mati yg jatuh ketanah, tapi lawanpun berjingkrak kegirangan. Duhhh mengapa sampai begini?.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS), tampaknya diajak ikut berang sehingga seakan koalisi menjadi bubar, tapi ternyata PKS tidak sumbu pendek, mereka menyambut baik masuknya PKB dalam Koalisi Perubahan. PKS tidak berang, walau ikut menitipkan juga calon wakil presidennya namun tidak harga mati. Seusai deklarasi, bergabungnya PKB dalam KPP disambut baik oleh Presiden PKS beserta jajarannya. Jawaban tegas PKS ini menunjukkan masih bersama rakyat yang menginginkan adanya perubahan di negeri ini, menginginkan Anies Baswedan sebagai Presiden.

Sungguh, apabila bergabungnya PKB dan PKS dengan Anies Baswedan sebagai penjurunya ini benar-benar terwujud, maka ini kekuatan yang luar biasa. Kekuatan yang setara gabungan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Tuduhan dari kaum sekuler, abangan dan kelompok seberang bahwa “Anies Bapak Politik Indentitas” kini menghunjam mereka sendiri. Identitas Islam terwujud dalam KPP justru digagas oleh tokoh King Maker, si Brewok, Surya Paloh selaku Ketua Umum Partai Nasdem. Bersatunya PKS dan PKB merupakan cerminan bersatunya ulama dari NU, Muhammadiyah dan Gerakan 212. Sungguh, apabila ini benar terjadi, akan menyatukan kekuatan dan militansi dari akar rumput umat Islam di Indonesia.

Dulu, ketika  Prabowo Subianto dalam Pilpres  2019 didukung kekuatan Islam tetapi kenyataannya kalah. Hal ini terjadi karena sumber-sumber yang melahirkan tokoh-tokoh dan politisi Islam tidak banyak yang ikut,  banyak yang diam. Para kiai, dan tokoh-tokoh pesantren diam. Kini bergabungnya Cak Imin bersama gerbong besarnya PKB diharapkan mampu membawa para kiai dan tokoh pesantren bersuara bergerak menyatukan suara dibawah komando AMIN, Anies Muhaimin. Cak Imin, lahir, besar dan tumbuh dari kandungan pesantren, dari keluarga besar NU tentu akan menjadi magnet yang menyatukan mereka, maka tidak ada lagi kampret dan kadrun.

Kalau PKB-PKS bersatu dalam Koalisi Perubahan dengan Anies Baswedan Presiden dan Cak Imin wakil presidennya, kekuatan suara mayoritas umat Islam tentu akan menjadi kekuatan luar biasa, ini ibarat simponi semut abang/ireng/hitam. Simponi semut hitam suatu kiasan bila berjalan selalu rombongan beriringan dan mampu menggotong suatu barang yang 100 kali lebih besar dari semutnya. Artinya, dapat dipastikan bahwa mayoritas umat Islam mendukung KPP. Bergabungnya PKB maka siapapun lawan mereka pada Pilpres 2024 mendatang sulit tertandingi. Ini koalisi pilih tandhing.

Maka tak heran apabila muncul tuduhan, bergabungnya PKB adalah jebakan, cawe-cawenya Jokowi. Sungguh kali ini saya katakan, kasihanilah Presiden kita, jangan selalu dikambinghitamkan. Lihatlah ini sebagai kerja keras si Brewok Surya Paloh dan kawan-kawannya. Berkali-kali dia menjadi King Maker dan hasilnya ‘goal‘. Inilah ketajaman naluri politiknya. Namun kenyataannya, KPK akan menunjukkan tajinya. Kasus lama digali kembali untuk mentersangkan Muhaimin Iskandar, sang calon wakil presiden Anies Baswedan. Mampukah Cak Imin berkelit?

Cak Imin memang berani pasang badan, tapi tidak untuk menebus dosa dan menyerahkan lehernya digantung, apalagi digantung di Monas. Dia tentu tahu bagaimana nasib Jhonny G Plate karena partainya penggagas KPP. Dia tentu juga tahu bagaimana Airlangga Hartanto balik badan lintang, pulang ketakutan dikriminalkan korupsi karena mencoba melirik Anies Baswedan. Keteguhan Cak Imin berani jadi Cawapres Anies adalah taruhan tentang dirinya. Dia bersih.

Tentu si Brewok Surya Paloh tahu siapa Cak Imin itu. Jangan anggap si Brewok menyerah seperti yang dikatakan pemilik ungkapan bajingan tolol, si Brewok sudah berdarah-darah dan PKB bukan tong sampah. Ingat, Surya Paloh tidak hanya membawa Cak Imin dalam KPP, tapi lengkap dengan PKB-nya. Cak Imin ditangkap, PKB dapat. Di situ ada Khofifah Indar Parawansa dan ada pula Mahfud MD, yang begitu sabar dan tidak berang, walau hanya kebagian baju putih bakal capres pada Pemilu 2019 lalu. Belum lagi ada calon wakil presiden dari PKS yang sabar menanti.

Terus kayuh bidukmu wahai Anies Baswedan! Semua bisa berubah. KPP datang untuk perubahan. Nasdem berubah, PKB berubah, bisa kan?

 

LAKSMA Ir. FITRI HADI S, MAP

Analis Kebijakan Publik

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular