
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Sebanyak 9 dari 10 pekerja Indonesia ternyata tidak memiliki persiapan menghadapi masa pensiun. Temuan ini diungkap dalam riset terbaru oleh Syarifudin Yunus, edukator dana pensiun dan Ketua Dewan Pengawas DPLK Sinarmas Asset Management, yang menyoroti rendahnya tingkat pemahaman dan kepemilikan dana pensiun di kalangan pekerja.
“Faktanya, mayoritas pekerja Indonesia tidak tahu manfaat dana pensiun, tidak memiliki dananya, dan tidak tahu ke mana harus bertanya,” ujar Syarifudin dalam rilis resminya, Kamis (12/6/2025).
Riset yang melibatkan 66 pekerja di Jakarta ini mengungkap tiga penyebab utama rendahnya kepemilikan dana pensiun, yakni:
- Kurangnya pengetahuan tentang apa itu dan bagaimana dana pensiun bekerja.
- Tidak tersedianya dana khusus untuk program pensiun.
- Minimnya akses digital yang memudahkan pekerja untuk membeli atau bergabung dalam program dana pensiun.

Akibatnya, literasi dana pensiun di Indonesia turun drastis menjadi 27,79%, dan tingkat inklusinya hanya tersisa 5,37% pada 2025. Ini menjadi alarm bagi masa depan finansial pekerja Indonesia, terutama di tengah biaya hidup yang terus meningkat.
Temuan lain dari riset ini juga menunjukkan:
- 89% pekerja belum memiliki dana pensiun, hanya 11% yang sudah memilikinya.
- 80% pekerja tidak mengandalkan dana pensiun dari tempat kerja, menunjukkan lemahnya peran perusahaan dalam menyiapkan masa pensiun karyawan.
Syarifudin menekankan perlunya edukasi berkelanjutan dan kemudahan akses digital sebagai dua langkah mendesak yang harus diambil pelaku industri dana pensiun.

Sebagai langkah strategis, riset yang dipublikasikan di jurnal AKSIOMA (Februari 2025) merekomendasikan lima prioritas pengembangan pasar dana pensiun di Indonesia:
- Edukasi pentingnya dana pensiun secara terus-menerus.
- Kemudahan akses kepemilikan bagi pekerja formal maupun informal.
- Peningkatan kualitas produk dan layanan dana pensiun.
- Kolaborasi pemasaran dengan lembaga jasa keuangan lainnya.
- Inovasi dalam cara mempromosikan dana pensiun ke masyarakat luas.
“Memang berat membuat pekerja paham pentingnya dana pensiun. Tapi jauh lebih berat kalau mereka tidak paham, dan tidak punya dana pensiun sama sekali. #YukSiapkanPensiun,” tutup Syarifudin.(*)
Editor: Abdel Rafi