BANJARMASIN – Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina berpendapat bahwa dirinya setuju apabila pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 ditunda saja ke tahun depan, daripada dipaksakan 9 Desember 2020, sementara daerah masih fokus menangani wabah pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan oleh Ibnu Sina dalam program Tasqif Politik “Dinamika Penerapan PSBB: Strategi Kota Dalam Melawan Covid-19” yang diselenggarakan Majelis Qolbu (Kuliah Online Ba’da Subuh), Minggu (10/5/2020) melalui aplikasi Zoom.
Ibnu Sina menegaskan selain alasan etis, jika Pilkada 2020 dipaksakan tetap berlangsung 9 Desember 2020 maka akan mengganggu konsentrasi Kepala Daerah yang tengah menangani Covid-19 tetapi dia juga berstatus petahana seperti dirinya.
“Saya sepakat Pilkada ditunda saja (tahun depan, red.). Kalau tidak pecah konsentrasi Kepala Daerah ini. Di satu sisi harus menangani wabah pandemi Covid-19, tetapi disisi lain kami harus juga bekerja mendekati partai politik untuk mendapatkan dukungan sebagai syarat maju Pilkada. Belum lagi penyaluran bantuan sosial akan sangat rawan diartikan politis padahal menurut aturannya, kita harus menyalurkan bansos itu. Kan dilematis jadinya,” ujar Ibnu Sina.
Tidak hanya itu, jika dipaksakan Desember 2020 pula, kepala daerah tak dapat mengganti tim di bawahnya mengingat ada aturan mengikat. Padahal menurut Ibnu Sina, rotasi terkadang penting dilakukan jika ada anak buahnya yang tidak becus bekerja. Jika tak diganti program penanganan Covid-19 tidak akan maksimal.
Untuk diketahui, Kota Banjarmasin mulai Senin (11/5/2020) akan memasuki penerapan PSBB Perpanjangan. Menurut Ibnu Sina ada banyak hal yang harus diperbaiki terutama kordinasi agar praktek PSBB bisa lebih baik dan sinergi antar pihak dapat makin solid.
(bus/bti)
