Saturday, April 20, 2024
HomeSosok"Teroris" Matematika Kelas Dunia Asal Tasikmalaya

"Teroris" Matematika Kelas Dunia Asal Tasikmalaya

Dr. Yogi Ahmad Erlangga
Dr. Yogi Ahmad Erlangga

Sang tokoh sekarang menjadi buruan para konglomerat dunia bisnis perminyakan dan universitas-universitas kelas wahid pun tak ketinggalan mengincarnya supaya bisa hadir di kampusnya untuk menggelar kuliah umum.Termasuk media elektronik pun berlomba-lomba mengundangnya untuk acara Talk Show. Orang Tasikmalaya ini berhasil memecahkan rumus matematika Persamaan Helmholtz yang membelenggu para pakar ilmu pengetahuan dan teknologi selama 30 tahun tak seorang pun mampu memecahkannya.


‘’Banyak pakar yang menghindari penelitian untuk memecahkan rumus Helmholtz ini karena memang sangat sulit dan rumit,’’ kata sarjana yang cum laude S1 ilmu aeronautika di ITB dan S2 matematika terapan di DUT, Belanda.


Ketika beliau melanjutkan S3 nya di DUT, Belanda, dosen penerbangan dari ITB ini, tertantang oleh perusahaan minyak Shell yang minta bantuan DUT Delft University of Technology untuk memecahkan Rumus Helmholtz. Setelah mengadakan riset dengan menghabiskan dana sekitar Rp 6 miliar yang dibiayai Shell, berkat kejeniusan yang dianugerahkan Allah SWT akhirnya rumus itu mampu beliau pecahkan, yang mencengangkan dunia iptek, dan mendapat ucapan selamat dari universitas di Eropa, Israel dan Amerika Serikat.


Berdasarkan hasil temuannya ini membuat banyak perusahaan minyak dunia sangat senang dan meminta bantuannya. Pasalnya, dengan rumus itu mereka dapat 100 kali lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi melalui gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dari perut bumi dengan akurasi yang sangat tinggi serta dipetakan secara 3 dimensi yang sebelumnya sulit dikalkulasi walaupun dengan super komputer sekalipun.

Andai saja Yogi mau mematenkan hasil temuannya, mungkin ia akan mendapat uang yang sangat besar. Tapi ilmuan muda bernama lengkap Yogi Ahmad Erlangga menolaknya termasuk menamakan termuannya itu dengan Erlangga Equation. Menurut Yogi, mematenkan temuan ini justru akan menghambat perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya. Disertasi S3 yang disusun di Jurusan Matematika kampus yang sama di Delf inipun terpilih sebagai The Best Thesis di Belanda oleh MNC.

“Saya ingin temuan ini dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena itu hak manusia. Hak ini bisa dijamin jika ilmu dimiliki publik dan bersifat open source ” kata Yogi merendah.

Industri yang bisa mengaplikasikan rumus ini antara lain industri radar, penerbangan, kapal selam, penyimpanan data dalam blue ray disc (keping DVD super yang bisa memuat puluhan gigabyte data), dan aplikasi pada laser.Serta ilmu lainnya yang berkaitan dengan gelombang elektromagnetik. Buku mengenai Persamaan Helmholtz yang dibuatnya saat masih di Belanda pun, laris manis dalam waktu singkat. ‘’Tinggal satu (buku) dan saya tak punya fotokopinya lagi,’’ ujar Yogi.

Khusus untuk ITB, sambung pria kalem kelahiran Tasikmalaya 8 Oktober 1974, obsesinya adalah ingin ITB bisa lebih besar lagi. Minimal, ITB menjadi perguruan tinggi terbesar dan berpengaruh di Asia. Karena menurutnya, kalau hanya terbesar di Indonesia saja, sejak dulu juga sudah begitu. Yogi juga ingin melihat bangsa Indonesia maju dihormati bangsa lain.

‘’Saya pun masih memiliki obsesi pribadi. Keinginan saya adalah ingin melakukan penelitian tentang pesawat terbang yang menjadi spesialisasi saya yaitu aeronotika dan astronotika, perminyakan, dan biomekanik,’’ kata pemenang penghargaan VNO-NCW Scholarship dari Dutch Chamber of Commerce itu.

Yogi Ahmad Erlangga, yang punya kebiasaan shalat lima waktu di masjid ini sempat menjadi dosen di Al-Faisal University, Riyadh, Arab Saudi ini mendapat julukan “Habibie Muda” karena penemuannya yang spektakuler di bidang matematika. Kehadiran Yogi Ahmad Erlangga yang bersedia berkarya di Al-Faisal University, Riyadh, Arab Saudi juga merupakan kebanggan tersendiri bagi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi.

Dulu, BJ Habibie menemukan rumus yang mampu mempersingkat prediksi perambatan retak hingga mendapat julukan Mr. Crack. Banyak industri penerbangan di berbagai negara memakai rumus penemuan Habibie tersebut, termasuk NASA di Amerika, kini, Yogi Ahmad Erlangga meneruskan kehebatan Habibie dengan menemukan dan memecahkan Persamaan Helmholtz. Sekarang Yogi Ahmad Erlangga menjadi asisten profesor di Nazarbayev University, Kazakhstan.

(kang bebe/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular