Friday, April 19, 2024
HomeSosokTerkait Olahraga, Fahd BAPERA: Apa Yang Dilakukan Presiden Soekarno Dulu Harusnya Jadi...

Terkait Olahraga, Fahd BAPERA: Apa Yang Dilakukan Presiden Soekarno Dulu Harusnya Jadi Penyemangat Bagi Kita!

Ketua Umum DPP BAPERA Fahd El-Fouz A Rafiq. Ia meminta generasi saat ini mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari bagaimana Presiden Soekarno dulu mampu menaikkan nama Indonesia di panggung dunia internasional. (foto: bapera)

JAKARTA – “Pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games tahun 1962 di Jakarta. Kata-Kata dari Presiden RI pertama Bung Karno yang penuh bangga membahana ke angkasa raya menaikkan kembali nama Indonesia di panggung internasional kala itu,” ucap Fahd A Rafiq di Jakarta pada media ini, Kamis (30/3/2023).

Pria yang merupakan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Barisan Pemuda Nusantara (Ketum DPP BAPERA) tersebut mengatakan bahwa sebelum terselenggaranya Asian Games, Indonesia dua kali mengajukan proposal untuk menjadi tuan rumah yaitu tahun 1951 dan 1954 tapi semua gagal.

“Ketika Tokyo menjadi tuan rumah ke-3, Jakarta menjadi tua rumah dengan perolehan 22 suara mengalahkan Pakistan yang meraih 20 suara pendukung,” imbuhnya berkisah.

Menurut Fahd, pro dan kontra menghiasi media cetak kala itu, bahkan Mohammad Hatta mengkritisi keinginan tersebut namun Presiden Soekarno tak bergeming dengan mengatakan, “Memberantas kelaparan memang penting, akan tetapi memberi jiwa yang telah diinjak-injak ratusan tahun dengan sesuatu yang bisa membangkitkan kebanggaan mereka pun lebih penting.”

Fahd meminta untuk membayangkan bagaimana Indonesia yang kala itu baru merdeka 17 tahun langsung menggelar Asian Games dimana 10 tahun setelah merdeka juga sukses gelar Konferensi Asia Afrika (KAA).

Sebulan diselenggarakan Asian Games, lanjut Fahd, Indonesia telah membangun Stadion Gelora Bung Karno dan Madya, Gedung TVRI, Hotel Indonesia, Jembatan Semanggi, dan Wisma Warta. Dan saat itu juga dibangun Tugu Selamat Datang.
Kalimat Soekarno saat membakar atlet Indonesia di Manila, “Kalau engkau mencapai prestasi yang baik di sana, segenap bangsa Indonesia akan laksana mekar dia punya hati.”

“Olahraga bukan hanya membentuk jasmani yang kuat dan sehat akan tetapi olahraga membangun jiwa dan mental,” tukasnya.

Mantan Ketum PP AMPG tersebut mengatakan bahwa sebagai manusia politik, Soekarno memposisikan olahraga tidak sekedar panggung penuh gegap gempita bagi rakyat banyak, namun Soekarno juga menjadikan Asian games sebagai, pertama, panggung politik untuk menaikkan wibawa Indonesia di panggung dunia dan banyak mendapat apresiasi dari banyak negara.

Kedua, lanjutnya, Soekarno menggunakan Asian Games sebagai siasat tambahan untuk memperkuat daya gebrak politik diplomasi terkait Irian Barat di meja perundingan PBB. Ketiga, Indonesia menjadikan Asian Games untuk menunjukkan posisi politiknya. Keempat, menjadi momentum untuk menyatukan kembali bangsa yang agak retak oleh friksi friksi politik.

“Olahraga menyediakan momen bagi semua anggota bangsa tanpa pandang suku, agama, etnis maupun aliran politik untuk duduk bersama mendukung negaranya. Dan di tahun itu juga, TVRI mengudara tepatnya di tanggal 24 Agustus 1962 dan tayangan pertamanya adalah seremoni pembukaan Asian Games ke-4 di Jakarta itu,” paparnya.

Fahd melanjutkan bahwa setahun kemudian, Soekarno mengadakan ajang olahraga kelas dunia yaitu GANEFO untuk menandingi Olimpiade.

“Ini presiden RI paling gokil yang berani bikin tandingan olah raga tingkat dunia dimana pada saat itu GANEFO diikuti oleh negara-negara yang baru merdeka dengan jumlah peserta sebanyak 2.700an atlet dari 51 negara dan acara itu berlangsung sukses dan menyita perhatian dunia kala itu,” tukasnya.

Kisah yang diceritakan Fahd tersebut, menurutnya adalah pesan untuk generasi penerus bangsa untuk tidak pernah patah arang.

“Karena para founding fathers dan mothers kita melakukan hal yang diluar nalar manusia dan berani pada masanya. Jadi sebagai penerusnya kita harus melakukan hal yang sama, tidak boleh patah arang itu,” tegasnya.

Menurut Fahd, jika ditilik di era sekarang bisa diandaikan sama seperti Real Madrid yang ingin menandingi kompetisi Champions League dengan UEFA Super League namun hingga hari ini, isu itu hanya jadi faktor penggentar.

“Percaya atau tidak, Florentina Perez bikin EUEFA ketar-ketir karena jika hal itu benar terjadi maka kompetisi buatannya tidak laku karena tim papan atas tidak ada di situ. Maka jangan heran kalo Real Madrid tahun kemarin dan beberapa tahun yang lalu sempat trebble winner di kompetisi ini. Karena bisa menjinakkan pawang UEFA,” ujarnya mengkomparasikan.

Jika melihat kondisi saat ini, lanjut Fahd, 4 liga top Eropa seperti Inggris, Spanyol, Jerman dan Italia yang mana jika melihat dinamika sepak bola negeri pizza itu bak settingan.

Menurut Fahd, misalnya Liga italia itu sangat didominasi Juventus karena juara 7 kali berturut-turut bak tak ada lawan.

“Maka dari itu, konflik dibuat di internal Juventus hingga pengurangan 15 poin. Bagaimana caranya, tim-tim yang jarang juara akan juara dalam 2 atau tiga tahun ke depan untuk mengangkat pamor sepak bola Italia agar lebih kompetitif,” lanjutnya terus membandingkan.

Fahd mengatakan bahwa misal di Liga Italia tadi jika mau bukti ketika Juventus kena Calciopoli beberapa tahun lalu yang berjuara bergantian dari Intermilan lalu ke AC Milan, setelah itu balik ke Juventus terus sampai beberapa edisi dan pola itu dimainkan lagi sekarang.

“Lain halnya kompetisi di negeri Ratu Elizabeth sangat ketat bahkan kekuatan uang akan kalah disana karena saking dinamisnya,” tukasnya membandingkan lagi.

Karena itu, menurut Fahd kembali pada apa yang dilakukan Presiden Soekarno harusnya bisa menjadi penyemangat bagi generasi penerus saat ini.

“Apa yang dilakukan Soekarno harus jadi penyemangat kita dan mengambil pelajaran yang baik khususnya di bidang olahraga bahwa jika beliau bisa seharusnya kita pun saat ini bisa!” pungkas Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar itu.

(asw/bus)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular