Saturday, September 14, 2024
spot_img
HomeSosokTerinspirasi Novel Negeri 5 Menara, Santri Ini Jadi Calon Dokter di Unair

Terinspirasi Novel Negeri 5 Menara, Santri Ini Jadi Calon Dokter di Unair

Ryan Nur Fikri. (foto: Instagram/@ryannur52

Surabaya, – Selama ini, stigma seorang santri yang beredar di masyarakat identik dengan dunia agama. Namun, Ryan Nur Fikri membuktikan bahwa seorang santri juga bisa membalikkan pandangan tersebut. Ryan Nur Fikri sendiri merupakan seorang santri yang kini tengah berjuang meraih mimpi menjadi dokter di Fakulta Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair).

Ryan Nur Fikri, bercerita, bahwa ketertarikan awal masuk pesantren tumbuh setelah membaca novel Negeri 5 Menara yang memberikan ketenangan hati. “Saya merasa ada panggilan dalam hati setelah membaca novel (Negeri 5 Menara, red.) itu. Saya pun mencari tahu lebih jauh tentang pesantren. Akhirnya memutuskan untuk melanjutkan studi di Pondok Modern Darussalam Gontor,” ujar Ryan dalam keterangan yang diterima redaksi, Senin (2/9/2024).

Ryan menjelaskan, kehidupan di pondok Gontor sangat berpusat pada masjid dan kyai sebagai figur sentral. Kegiatan sehari-hari santri meliputi mengaji, belajar di sekolah, salat, dan belajar malam terbimbing.

“Di pondok, kami juga menggunakan bahasa Inggris dan Arab dalam komunikasi sehari-hari. Sehingga kami terbiasa dengan disiplin yang tinggi dan lingkungan yang religius. Saya menempuh pendidikan selama enam tahun, dengan satu tahun pengabdian wajib setelah lulus,” imbuhnya.

Setelah menyelesaikan masa pengabdian, Ryan menjelaskan perjuangannya mengejar ketertinggalan dalam persiapan masuk FK Unair. Ia menyebut, selama satu bulan setelah masa pengabdian mengikuti les intensif.

“Selama satu bulan, saya fokus mengejar semua materi hingga alhamdulillah diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Namun, saya merasa saat ini sudah banyak jalur masuk untuk santri ke universitas, seperti jalur tahfidz dan lainnya,” kisahnya.

Lebih lanjut, Ryan mengungkapkan saat awal masa studi sempat mengalami culture shock. Ia menceritakan, sempat merasa minder dengan latar belakangnya sebagai santri dan mencoba menyembunyikannya.

“Saya merasa tidak percaya diri, tetapi seiring waktu, teman-teman saya mengetahui latar belakang saya dan justru menghormati saya lebih dari sebelumnya,” tukasnya.

Karena itulah, Ryan menyampaikan pesan kepada para santri agar tidak minder dan terus berusaha meraih impian. Seorang santri, katanya, dapat menggapai impian yang tinggi dan berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk kedokteran.

“Pendidikan agama dan karakter yang kuat adalah fondasi utama. Dengan fondasi tersebut, kalian bisa meraih cita-cita apa pun, baik sebagai dokter, pengusaha, atau profesi lainnya. Yang penting, jangan pernah berhenti berdakwah di ladang apapun yang kalian pilih,” pungkas mahasiswa murah senyum itu.

(khefti/rafel)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular