JAKARTA – Dunia aktivis pergerakan mahasiswa dihebohkan dengan munculnya kabar mengenai pemecatan Ketua BEM Universitas Negeri Jakarta (UNJ, eks IKIP Jakarta), Ronny Setiawan secara sepihak oleh Rektor UNJ, Prof. Dr. Djaali tertanggal 4 Januari 2016.
Kejadian tersebut kemudian menjadi viral di media sosial dan kini tengah menyeruak menjadi isu nasional dengan diberitakannya kasus yang untuk pertama kalinya pasca reformasi, kebijakan ala Orde Baru ini muncul. Tak ayal banyak respon publik yang mengkritik kebijakan rektor UNJ itu. Mulai kalangan alit hingga alit. Tak terkecuali aktivis pergerakan mahasiswa yang populer pada peristiwa reformasi 1998 yang juga Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah.
Fahri Hamzah secara terang-terangan menulis surat terbuka yang ditujukan kepada Rektor UNJ. Berikut surat terbuka dari anggota sekaligus pimpinan DPR paling vokal itu.
Kepada:
Rektor UNJ yang terhormat,
Anda harus bangga punya mahasiswa yang kritis, karena itu pertanda nurani bangsa kita masih hidup. Mungkin Pak Rektor tidak pernah jadi aktivis sehingga nurani tidak pernah diasah krisis. Atau Pak rektor tidak pernah keluar dari dalam laboratorium atau perpustakaan kepada dunia nyata yang dinamis.
Menyesallah Pak rektor karena Anda tidak pernah menjadi demonstran seperti mahasiswa yang Anda pecat. Menyesallah Pak rektor karena Anda bercokol lebih sebagai pejabat daripada penjaga kebebasan akademis.
Tahukah Anda arti kebebasan akademik wahai Pak rektor? Dunia akademik yang Anda pimpin harus dibebaskan dari tekanan apapun selain ilmu pengetahuan. Sehingga dalam kampus, tempat kebebasan berpikir kita semai, tidak boleh ada simbol kekuasaan. Dan kalau Rektor telah berubah menjadi simbol kekuasaan maka Rektor pun layak ditumbangkan!
Tapi Pak Rektor yang terhormat,
Pagi ini, seperti pagi di setiap musim hujan ketika Jakarta dan sebagian kota terancam banjir, Anda telah membantu para aktivis mahasiswa bersemi bersama bunga, pertanda awal musim kita.
Terima kasih Pak Rektor, Anda mengingatkan mereka ketika politik atau kekuasaan telah bersenyawa dengan para Ilmuan. Ketika kebenaran telah dirampas dari ilmu pengetahuan. Dan ketika semua menjadi kelam, karena kebenaran tenggelam bersama dominasi kekuasaan.
Mungkin ini pertanda yang berulang dalam setiap perubahan besar. Bahwa kebenaran mesti diperjuangkan oleh keberanian! Dan ketika semua telah menjadi mapan, kita hanya punya satu pilihan yaitu hidup bersama dengan orang-orang yang dalam hatinya penuh keberanian.
Dalam sejarah Indonesia, inilah yang muncul dalam setiap reformasi dan kemerdekaan. Dan keberanian itu telah muncul bersama pemuda dan mahasiswa. Sumpah Pemuda 1928 adalah sumpah keberanian. Proklamasi 1945 diwarnai penculikan dan reformasi 1998 adalah demonstrasi keberanian.
Maka, Seperti hari ini dan hari-hari mendatang. Adalah hari-hari perjuangan!
Selamat berjuang teman2 mahasiswa. Tiada kata jera dalam perjuangan!
Allahuakbar, Merdeka!
Jakarta, 6 Januari 2016
Fahri Hamzah
Eksponen ’98.
Sebagai informasi, Ronny Setiawan diberhentikan (DO) secara sepihak dengan tuduhan melakukan kegiatan yang tergolong kejahatan dan penghasutan dengan menggelar unjuk rasa. Surat Keputusan (SK) pemberhentian itu ditandatangai langsung Rektor UNJ dan tertanggal 4 Januari 2016.