
SIDOARJO, CAKRAWARTA.com – Komisi E DPRD Jawa Timur mendorong penguatan edukasi kebencanaan bagi relawan lintas generasi. Hal ini disampaikan langsung oleh anggotanya, Cahyo Harjo Prakoso, saat menghadiri kegiatan “Sosialisasi Penanggulangan Bencana” bertema Lifting Moving pada Korban Kegawatdaruratan oleh Awam Terlatih, yang digelar di Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina), BPBD Jawa Timur, Jalan Letjen S. Parman No. 55, Waru, Sidoarjo, Minggu (8/6/2025).
Acara ini diikuti sekitar seratus relawan dari berbagai organisasi mitra Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur, sekaligus menjadi bagian dari program Arisan Ilmu Nol Rupiah (AINR) Edisi ke-62.
Dalam sambutannya, Cahyo Harjo menyampaikan apresiasi kepada para relawan yang konsisten belajar dan memperkuat kapasitas dalam menghadapi potensi bencana di Jawa Timur, provinsi yang dikenal memiliki kerentanan tinggi terhadap berbagai jenis bencana alam.
“Saya mengapresiasi dedikasi para relawan yang hadir hari ini. Komitmen seperti ini harus terus didorong karena relawan adalah garda terdepan dalam penanganan kebencanaan. Jawa Timur butuh mereka,” ujar Cahyo.
Politikus dari Komisi E ini juga memuji BPBD Jawa Timur yang dinilainya sebagai salah satu badan penanggulangan bencana terbaik di Indonesia karena keberlanjutan program edukatif bagi masyarakat dan relawan.
“Komitmen BPBD Jatim luar biasa. Edukasi kebencanaan tidak hanya penting, tapi vital. Karena itu, DPRD akan terus mendukung peningkatan program-program semacam ini,” tegasnya.
Sementara itu, Kalaksa BPBD Jawa Timur, Gatot Soebroto, menjelaskan bahwa para peserta kegiatan berasal dari beragam latar belakang keahlian seperti SAR, dapur umum, psikologi, kesehatan, hingga logistik. Ia menekankan bahwa relawan tidak menuntut banyak fasilitas, namun hanya perlu ruang untuk belajar dan berkolaborasi.
“Mereka tidak membebani pemerintah. Cukup sediakan tempat. Mereka yang bergerak,” ujar Gatot.
Koordinator SRPB Jawa Timur, Rachmad Subekti Kimiawan, yang akrab disapa Wawan, menambahkan bahwa 80% peserta merupakan generasi muda dari kalangan Gen Z yang antusias belajar tentang kebencanaan.
“Ini investasi sosial jangka panjang. Kita harus siapkan relawan masa depan sejak sekarang,” jelasnya.
Pelatihan ini menghadirkan pemateri dari Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIPGABI) Jawa Timur, yakni Dian Rahmadin Akbar, Roman Setiawan, dan Nurhadi. Mereka membawakan materi tentang Basic Life Support (BLS) serta teknik mengangkat dan memindahkan korban gawat darurat secara aman dan cepat.
Dian Rahmadin menekankan pentingnya penanganan awal yang tepat dalam situasi darurat.
“Salah pertolongan bisa berakibat fatal. Keterlambatan juga memperburuk keadaan. Inilah mengapa BLS sangat krusial diajarkan bahkan kepada masyarakat awam,” katanya.
Kegiatan ini juga melibatkan praktik langsung oleh seluruh peserta, menjadikan pelatihan tidak hanya teoritis, tapi benar-benar aplikatif dan membumi.(*)
Kontributor: Rizky D
Editor: Abdel Rafi