Saturday, June 14, 2025
spot_img
HomePendidikanSapi dari Urunan Siswa: Kurban SD Al-Islam Jadi Teladan Pendidikan Karakter

Sapi dari Urunan Siswa: Kurban SD Al-Islam Jadi Teladan Pendidikan Karakter

Prosesi penyembelihan sapi kurban hasil urunan murid dan guru SD Al-Islam Surabaya, Minggu (8/6)2025). (foto: Ah. Zaini Ilyas)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Di tengah gegap gempita Iduladha 1446 Hijriah, SD Al-Islam Surabaya menyuguhkan sebuah praktik pendidikan karakter yang menginspirasi. Bukan sekadar upacara atau seremonial tahunan, tapi sebuah aksi nyata: penyembelihan empat ekor sapi hasil urunan para siswa dan guru.

Kegiatan kurban ini dilaksanakan pada hari ini, Minggu (8/6/2025) atau bertepatan dengan 12 Dzulhijjah 1446 H, dimulai sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB di halaman sekolah. Empat ekor sapi jenis Madura disembelih secara bergiliran, disaksikan dengan antusias oleh para siswa dan guru.

Yang menarik, dana pembelian hewan kurban ini dikumpulkan melalui shodaqah (patungan) dari sekitar 460 siswa dan 30 guru SD Al-Islam. Siswa yatim dikecualikan dari kewajiban urunan, namun mereka tetap mendapatkan bagian daging kurban, sebagai bentuk kasih sayang dan kepedulian dari komunitas sekolah.

“Melatih anak-anak berkurban sejak dini bukan hanya soal ibadah, tapi juga tentang membangun empati, kepedulian, dan keikhlasan. Harapannya, ini menjadi kebiasaan yang terbawa sampai mereka dewasa,” ujar salah satu guru pembina.

Para guru dan wali murid SD Al-Islam Surabaya memotong dan membagi potongan daging kurban sapi hasil urunan murid dan guru di halaman teras sekolah, Minggu (8/6/2025). (foto: Ah. Zaini Ilyas)

Daging kurban kemudian dibagikan kepada seluruh siswa SD Al-Islam, termasuk keluarga siswa yang membutuhkan. Momentum ini juga menjadi ajang pembelajaran langsung tentang pentingnya berbagi dalam kehidupan sosial.

Lebih dari sekadar ibadah tahunan, kurban di SD Al-Islam menjadi refleksi bagaimana sekolah bisa menjadi tempat tumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan. Bahwa pendidikan karakter tidak selalu harus diajarkan lewat buku teks, tapi bisa dihadirkan melalui pengalaman nyata yang membekas dalam ingatan dan hati anak-anak.

Semoga langkah ini menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain untuk menjadikan momentum keagamaan sebagai bagian dari pembentukan karakter generasi masa depan, yang tak hanya cerdas, tapi juga peduli, tulus, dan tangguh.(*)

Kontributor: Ah. Zaini Ilyas

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular