
SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Tiga bus dan satu mobil berangkat dari Jombang menuju Surabaya sejak pagi buta. Di dalamnya, 182 santri SMA Darul Ulum 1 Peterongan duduk berdampingan, membawa buku catatan, harapan, dan satu tujuan yang sama: mengikuti Olimpiade Sains Airlangga (OSA) 2025.
Bagi mereka, perjalanan ini bukan sekadar mengikuti lomba. OSA dipandang sebagai pintu awal menuju perguruan tinggi negeri, sebuah tahapan penting dalam merawat mimpi akademik para santri.
Tak mengherankan jika SMA Darul Ulum 1 Peterongan Jombang tercatat sebagai sekolah dengan jumlah peserta terbanyak dalam OSA 2025. Antusiasme itu lahir dari proses panjang yang sengaja dibangun sekolah: seleksi, pembinaan, hingga pendampingan intensif agar setiap santri berangkat dengan kesiapan mental dan akademik.
Kepala SMA Darul Ulum 1 Peterongan Jombang, Didik Sadianto, menuturkan bahwa OSA telah menjadi bagian dari strategi pendidikan sekolah. “OSA bukan hanya ajang kompetisi. Ini latihan mental, pemanasan akademik, sekaligus ruang bagi anak-anak untuk mengenali kemampuan diri. Hampir 90 persen santri kami melanjutkan ke perguruan tinggi, dan UNAIR menjadi salah satu tujuan favorit,” ujarnya, Minggu (14/12/2025).
Dari sekitar 270 siswa yang mendaftar, sekolah melakukan seleksi berbasis passing grade hingga terpilih 182 peserta. Menurut Didik, proses itu bukan untuk menyaring mimpi, melainkan memastikan setiap santri berangkat dengan rasa percaya diri.
Menemani Santri Hingga Siap Berangkat
Jawaban lain atas pertanyaan mengapa ratusan santri rela berbondong-bondong mengikuti OSA terletak pada pola pendampingan sekolah. Selama dua pekan sebelum keberangkatan, para siswa menjalani tiga tahapan pembinaan: belajar komunitas di asrama, belajar mandiri, dan pendalaman materi di sekolah bersama guru mata pelajaran.
“OSA ini menjadi cermin. Anak-anak bisa tahu sejauh mana kemampuannya dan apa yang perlu diperbaiki. Lebih dari itu, mereka belajar berani bermimpi dan berjuang,” kata Didik.
Tradisi mengikuti OSA telah berlangsung selama bertahun-tahun di SMA Darul Ulum 1 Peterongan. Sejumlah alumni bahkan berhasil diterima di Universitas Airlangga melalui jalur SNBP dan golden ticket.

“Hasil OSA akan kami petakan bersama nilai rapor dan minat siswa, lalu dibahas dengan guru BK. Setiap anak harus menemukan jalur yang paling sesuai,” tambahnya.
Selvia dan Keyakinan Menjemput Masa Depan
Di tengah ratusan santri itu, Selvia Budiarti, siswi kelas XII MA asal Nganjuk, memiliki alasan personal mengikuti OSA 2025. “Saya tahu OSA dari Instagram. Bagi saya ini langkah awal untuk masuk perguruan tinggi. Saya ingin kuliah di UNAIR, jurusan akuntansi,” ujarnya.
Seleksi dan pembinaan sekolah membuatnya merasa tidak berjalan sendiri. “OSA ini jadi ajang pembuktian sekaligus penyemangat. Setidaknya saya tahu posisi saya sekarang dan apa yang harus diperbaiki ke depan,” kata Selvia.
Pada akhirnya, alasan ratusan santri Darul Ulum berbondong-bondong ke OSA 2025 bukan semata soal lomba atau peringkat. Di balik angka peserta terbanyak, tersimpan ikhtiar kolektif mulai dari pendampingan yang konsisten, keberanian untuk bermimpi, dan keyakinan bahwa dari pesantren, jalan menuju kampus negeri selalu terbuka. Semoga.(*)
Kontributor: Khefti
Editor: Abdel Rafi



