Jakarta, – Politikus senior PDIP, Beathor Suryadi, mengungkapkan analisis tajamnya terkait dinamika kekuasaan di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, satu-satunya sosok yang memiliki kekuatan untuk mengguncang stabilitas Prabowo, bahkan menjatuhkannya dari kursi presiden, adalah Joko Widodo.
Beathor menyoroti bahwa meski sudah tidak menjabat, Jokowi masih memiliki jaringan kekuatan yang sangat solid. Mantan Wali Kota Solo itu tetap didukung jutaan loyalis, memiliki akses terhadap dana dalam jumlah besar, serta memiliki kedekatan dengan oligarki dan elite politik nasional. Dukungan dari pimpinan partai, termasuk dalam koalisi Prabowo, serta hubungan erat dengan pimpinan TNI-Polri, semakin memperkuat posisinya.
Selain itu, kehadiran Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden juga dianggap sebagai perpanjangan tangan Jokowi di Istana. Dengan semua faktor ini, Beathor menilai Prabowo tidak memiliki banyak ruang manuver dan harus tetap mengikuti arahan Jokowi jika ingin mempertahankan kekuasaannya hingga 2029.
Dalam situasi ekonomi yang semakin menantang, Prabowo disebut-sebut semakin sering bertemu dengan Jokowi. Selain membahas kondisi nasional, pertemuan-pertemuan tersebut diduga juga berkaitan dengan akses terhadap sumber daya keuangan yang masih dikendalikan oleh mantan presiden tersebut.
Pernyataan ini menimbulkan berbagai spekulasi politik. Apakah Jokowi benar-benar masih menjadi “kingmaker” yang bisa menentukan arah pemerintahan? Ataukah Prabowo akan menemukan cara untuk mengukuhkan posisinya tanpa bayang-bayang Jokowi?
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari Istana terkait pernyataan Beathor. Namun, dinamika politik ke depan akan semakin menarik untuk disimak, terutama terkait hubungan Jokowi dan Prabowo dalam menjaga keseimbangan kekuasaan.
(Tommy/Rafel)
Sangat menarik. Tapi saya rasa, itu hanya asumsi saja melihat perkembangan yang terjadi saat ini. Asumsi saya mengatakan bahwa acuannya adalah beberapa waktu di dalam Hari Jadi Partai Gerindra Pak Presiden dengan lantang mengatakan “hidup Jokowi”