Wednesday, September 11, 2024
spot_img
HomeSains TeknologiKesehatanWanita Hamil Berpuasa, Amankah?

Wanita Hamil Berpuasa, Amankah?

muslim woman pregnancy in Ramadhan. (foto: thomas jefferson university)

SURABAYA – Berpuasa saat Ramadan menjadi salah satu kewajiban umat muslim yang harus dijalankan, kecuali pada perempuan yang berhalangan. Salah satu yang menjadi pertanyaan bagi para perempuan adalah apakah ketika hamil tetap aman berpuasa?

Untuk menjawabnya, Dokter Spesialis Obsteri dan Ginekologi, dr. Amir Fahad, Sp.OG., memberikan jawabannya. Menurut dokter murah senyum ini, wanita hamil memang diberi keringanan untuk tidak berpuasa namun bukan berarti dilarang untuk berpuasa.

“Wanita hamil bukan berarti tidak boleh berpuasa tapi memberi keringanan jika dirasa saat berpuasa akan memberatkan kehamilan yang akan berdampak pada janin,” katanya pada media ini.

Menurut Dokter Amir, berpuasa pada dasarnya hanya memindahkan jam makan. Biasanya jika tidak berpuasa pola makan akan terbagi menjadi makan pagi, siang, dan malam.

“Pada dasarnya puasanya hanya memindahkan jam makan. Basicly semua orang boleh berpuasa. Porsi makan tetap, jumlah tetap, hanya jam saja yang digeser,” imbuhnya.

Dokter Amir mengatakan bahwa wanita hamil tetap diperbolehkan berpuasa asalkan kebutuhan nutrisi dan asupan yang masuk ke dalam tubuh tercukupi dengan baik. Seperti yang diketahui bahwa wanita hamil membutuhkan asupan nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

“Kalau supply and demand jumlahnya tercukupi tidak ada masalah wanita hamil berpuasa,” terangnya.

Hal yang perlu menjadi perhatian, lanjut Dokter Amir adalah saat wanita hamil memiliki penyakit penyerta seperti diabetes kehamilan, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan lainnya.

“Asalkan wanita hamil bebas dari penyakit penyerta silakan boleh berpuasa,” ujarnya.

Hal tersebut tak lepas dari fakta bahwa terdapat resiko dehidrasi yang bisa terjadi kepada orang yang berpuasa, termasuk wanita hamil yang berpuasa. Normalnya, manusia dalam 24 jam membutuhkan asupan cairan sebanyak dua liter. Jika dikonversi dalam takaran gelas menjadi delapan gelas setiap hari.

“Kalau puasa bisa saja dehidrasi jadi saat berpuasa asupan cairan harus tetap terpenuhi. Dua liter tidak harus habis dalam sekali minum, bisa diatur saat berbuka, setelah tarawih, mau tidur, dan saat sahur,” jelasnya.

Meski demikian, ada tanda-tanda dehidrasi yang harus diwaspadai oleh wanita hamil seperti rasa haus yang berlebihan dan produksi urin yang berkurang dengan ditandai perubahan warna menjadi lebih pekat.

“Kalau terjadi gejala seperti ini boleh puasa dibatalkan karena khawatir dehidrasi. Apalagi kalau ditambah gejala pusing berlebih dan pandangan berkunang seperti mau pingsan maka puasanya tidak boleh dipaksakan,” ungkapnya.

Mengenai aktivitas fisik dan olahraga, tidak ada pantangan bagi wanita hamil yang berpuasa. Hanya saja, disarankan untuk mengurangi tempo olahraga.

“Boleh ikut senam hamil, yoga, asal terawasi dokter kandungan atau pelatih yang tersertifikasi dengan baik. Bisa juga jalan-jalan pagi bersama suami bukan hanya sehat tapi juga meningkatkan bonding dengan suami,” tuturnya.

Sementara terkait menu sahur dan berbuka wanita hamil, menurut Dokter Amir tidak ada makanan yang harus dihindari. Ia menegaskan yang terpenting adalah antara kebutuhan dan asupan nutrisi dapat dipenuhi dengan baik.

“Karbo berlebihan saat berbuka puasa tidak disarankan, cukup berbuka dengan camilan yang manis semisal kurma dan kue-kue kecil. Beri jeda salat maghrib, baru kemudian makan malam tentu dengan porsi yang tidak banyak,” pungkas praktisi RS UBAYA dan RS Hermina tersebut.

(mar/pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular