
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Di tengah semangat membangun negeri dari akar rumput, TNI Angkatan Laut menegaskan komitmennya untuk tidak hanya menjaga kedaulatan di laut, tetapi juga memastikan ketahanan bangsa dari ancaman krisis pangan. Kamis (8/5/2025), Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali memimpin langsung kegiatan panen raya kedelai di Desa Rancasanggal, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten—sebuah langkah nyata menuju swasembada pangan nasional.
Didampingi tokoh lintas sektor, mulai dari Kepala BAZNAS RI Noor Achmad, Dirjen Tanaman Pangan Kementan RI Yudi Sastro, hingga Staf Ahli Kementerian PPN/Bappenas Pungkas Bahjuri Ali, serta tokoh agama Ustaz Adi Hidayat, Kasal tidak sekadar meninjau, tetapi turun langsung ke tanah, menyentuh bumi, dan memanen kacang kedelai jenis unggul Migo AL.1-89 yang merupakan hasil kolaborasi strategis lintas institusi.
Dengan langkah mantap dan senyum yang penuh harapan, Kasal mengayunkan sabit ke batang kedelai—simbol dari tekad bulat TNI AL untuk membebaskan Indonesia dari ketergantungan impor pangan. “Hari ini kita panen, besok kita mandiri. Ini bukan sekadar panen kacang, ini panen semangat, panen optimisme, panen kemandirian bangsa!” ujar Kasal dengan suara penuh keyakinan.
Pilot project di atas lahan 1,5 hektar ini bukan sekadar ladang, tapi medan juang. Ditanam sejak 7 Februari 2025, dan kini menghasilkan lebih dari 4,4 ton kedelai, ini menjadi bukti bahwa jika anak bangsa bersatu, bumi Indonesia akan memberi lebih dari cukup.
Melalui kerja sama dengan Kementan, Bappenas, dan Prof. Ali Zum Mashar selaku mitra ilmiah, TNI AL tak hanya menanam benih di tanah, tetapi juga menanam harapan di hati rakyat. Pupuk organik, bibit unggul, pendampingan intensif, hingga sistem pascapanen yang efisien telah disiapkan untuk memastikan bahwa pangan tak lagi menjadi titik lemah Indonesia.
“Kita akan uji coba di dua lokasi lainnya: Lampung dan Pasirangin, Bogor. Kalau ini berhasil, Indonesia tak perlu lagi impor kedelai. Ini bukan mimpi. Ini perjuangan,” tegas Kasal penuh semangat.
Kegiatan ini juga ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara TNI AL dan Kementan, peluncuran pupuk “Jangkar”, serta pemberian paket sembako kepada para petani—sebuah wujud bahwa negara hadir di tengah rakyat, bukan hanya dengan kekuatan, tapi juga dengan kasih dan kepedulian.
Di bawah panas mentari Banten, para petani tersenyum. Di antara barisan prajurit dan pejabat, tampak wajah-wajah yang menggambarkan harapan baru. Bukan hanya karena hasil panen, tapi karena mereka tahu: kini mereka tidak sendiri. Ada TNI AL yang berdiri di samping mereka—menjaga bukan hanya dari musuh, tapi juga dari kelaparan.
Inilah pengabdian yang sesungguhnya. TNI AL bukan hanya pengawal samudra, tapi juga penjaga ladang-ladang harapan rakyat Indonesia. (*)
Editor: Tommy Dan Abdel Rafi