Tuesday, September 17, 2024
spot_img
HomePendidikanDunia KampusTingkatkan Kolaborasi Research, Alumni Taiwan di Surabaya Berdiskusi dan Berkoneksi di Unair

Tingkatkan Kolaborasi Research, Alumni Taiwan di Surabaya Berdiskusi dan Berkoneksi di Unair

Para alumni berbagai kampus di Taiwan berkumpul untuk berdiskusi dan berkoneksi dalam upaya mendorong riset kolaboratif di Ruang Amerta, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C Unair, Selasa (27/8/2024). (foto: pkip)

Surabaya, – Dalam rangka meningkatkan potensi kolaborasi antar alumni Taiwan di Surabaya, Universitas Airlangga (Unair) melalui lembaganya yang bernama Airlangga Global Engagement (AGE) mengadakan Taiwan Alumni Research Day 2024 di Ruang Amerta, Kantor Manajemen, Kampus MERR-C Unair, pada Selasa (27/8/2024).

Hadir dalam acara itu, Wakil Rektor Bidang Internasionalisasi, Digitalisasi, dan Informasi Muhammad Miftahussurur; Director General TETO Surabaya Isaac Chiu; Direktur AGE Unair Iman Harymawan; dan para alumni dari berbagai universitas Taiwan di Surabaya.

“Acara ini dapat terwujud karena dinner bersama pak Isaac. Kami menyadari bahwa ada lebih dari ratusan alumni dari Taiwan di Jawa Timur. Hal ini merupakan sumber daya yang dapat berpotensi untuk kita kembangkan menjadi kolaborasi,” ungkap Iman saat dikonfirmasi seusai acara.

“Kebanyakan, para akademisi yang lulus akan sibuk pada dunianya sendiri. Dengan adanya acara ini, mungkin kita dapat berkoneksi, berkolaborasi, dan memberikan dampak yang lebih terhadap masyarakat,” imbuh Iman.

Taiwan merupakan salah satu negara tujuan bagi para akademisi untuk melanjutkan studi mereka. Hal itu dibuktikan dengan adanya lebih dari 20.000 mahasiswa Indonesia yang menjalani studi di sana.

“Taiwan secara global berada pada ranking 20 dalam publikasi dan penelitian. Pemerintah Taiwan juga telah menyiapkan dana lebih dari 5 Miliar USD untuk penelitian. Acara ini dapat menjadi model dalam lingkungan akademik Indonesia dan Taiwan,” tutur Isaac.

Sementara itu, Miftah menyatakan bahwa arah ‘angin’ telah berubah, yang dulunya Jepang menjadi tujuan utama para akademisi. Namun, saat ini Taiwan dan Korea Selatan mulai populer sebagai tujuan studi. Selain itu, Miftah juga menyinggung bahwa output penelitian tidak hanya berupa publikasi saja, namun output juga berhubungan dengan industri yang ada.

“Dengan hal itu, kita dapat menciptakan inovasi paten sebagai output penelitian. Harapannya, kita dapat menciptakan proposal penelitian kolaborasi setelah mengikuti acara ini. Terima kasih telah hadir, dan semoga diskusi yang produktif dan inspiratif dapat terwujud,” tandas Miftah.

Salah satu alumnus universitas di Taiwan yang hadir, Tahta Amrillah, dalam kesempatan tersebut membagikan ceritanya saat menjalankan studi. Menurutnya, fasilitas penelitian di Taiwan sangatlah mendukung. Sehingga penelitian yang dihasilkan maksimal dan berkualitas.

Tahta juga bercerita bahwa salah satu penelitiannya memerlukan pengujian dengan alat khusus yang ada di National Synchrotron Radiation Research Center. “Maka dari itu, kolaborasi dengan Taiwan sangatlah bagus bagi akademisi Indonesia agar dapat menciptakan penelitian yang berkualitas dan bermanfaat,” tandasnya.

(khefti/rafel)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular