Surabaya, – Dalam rangka menyambut peringatan Hari AIDS se-dunia yang jatuh pada 1 Desember 2024 mendatang, sejumlah lembaga yang memiliki concern di bidang kesehatan menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Dampak Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) Terhadap Kasus HIV: Data dan Realitas di Lapangan” di Hall Rumah Sakit Pendidikan Universitas Airlangga (Unair) Kampus C Mulyorejo, Surabaya, hari ini, Sabtu (30/11/2024). Adapun lembaga tersebut adalah Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, Lembaga Penyakit Tropis (LPT) Unair, Research Center on Global Emerging and Re-emerging Infectious Diseases (RC-GERID) Unair, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Kota Surabaya dan Rumah Sakit Unair.
Saat dihubungi media ini, salah satu lembaga yaitu RC-GERID Unair menyatakan bahwa acara tersebut merupakan kolaborasi dalam rangka menyambut peringatan Hari AIDS se-Dunia dan sebagai rangkaian kegiatan “Bulan Epidemiologi VI” yang rutin diadakan setiap tahunnya.
“Seminar ini mendatangkan narasumber ternama dan pakar di bidang penanganan HIV/AIDS seperti Prof. Dr. Nasronudin, dr., Sp.PD., KPTI-FINASIM selaku Direktur RS Unair. Lalu kami juga mendatangkan pakar dari Universitas Udayana yaitu Prof. Dr. Pande Putu Januraga, M.Kes., Dr.PH., selaku PUI Center for Public Health Innovation Udayana dan terakhir pada kesempatan ini hadir pula Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Surabaya yaitu Dr. Rosita Dewi Yuliandari, S.KM., M.Epid.,” papar Ketua RC GERID-LPT Unair, Laura Navika Yamani, Ph.D., pada Sabtu (30/11/2024) siang.
Three Zero: Sebuah Target Global
Dalam seminar tersebut, Prof Pande dari Udayana mengatakan bahwa terdapat target global untuk mengakhiri epidemi HIV pada tahun 2030, yang dikenal dengan Three Zero, yang mencakup zero new HIV infections, zero AIDS related deaths, dan zero discrimination.
“Zero New Infections sebagai salah satu pilar utamanya. Karena itu, upaya penanggulangan penyakit harus selaras dengan upaya pencegahan yang strategis agar pengendalian dapat maksimal tercapai,” tukas Prof Pande.
Sementara itu, Prof Nasronudin menegaskan bahwa badan kesehatan dunia (WHO) dalam upaya penanganan HIV/AIDS merekomendasikan terapi pencegahan atau yangisebut profilaksis dengan menggunakan obat ARV yang disebut sebagai Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP) atau Profilaksis Pra-Pajanan sebagai tambahan dari upaya pencegahan komprehensif yang telah berjalan sampai saat ini.
“Hasil penerapan PrEP di beberapa negara telah menunjukkan adanya penurunan angka HIV. PrEP memiliki peran penting dalam mencegah penularan HIV, karena mampu mengurangi risiko penularan HIV lebih dari 90% sesuai data WHO tahun 2017,” papar Prof Nasronudin.
Senada dengan Prof Nasronudin, untuk konteks Indonesia, Rosita Dwi Yuliandari menjelaskan bahwa pelaksanaan PrEP dimulai sejak akhir tahun 2021 di 7 Provinsi dan pada tahun 2023 diperluas menjadi 10 Provinsi yang mencakup Puskesmas, Klinik dan Rumah Sakit.
“Penyedia layanan PrEP akan diperluas secara bertahap sehingga diharapkan mempermudah populasi kunci mengakses layanan penyedia PrEP. Pada saat ini telah dilakukan penyederhanaan alur tatalaksana PrEP dengan harapan cakupan pengguna PrEP semakin meningkat,” ujar Rosita.
“Untuk konteks Surabaya sendiri, layanan PrEP pertama kali pada tahun 2022 di 4 puskesmas. Lalu di 2024 diperluas menjadi 7 puskesmas,” imbuh Rosita yang baru saja menyelesaikan program doktornya di FKM Unair itu.
Rosita menjelaskan lebih jauh bahwa penerapan PrEP di Surabaya terus berekspansi berkolaborasi dengan LSM seperti Aliansi Surabaya Peduli AIDS dan tentunya didukung oleh laboratorium pendukung. Ini, lanjut Rosita, menunjukkan bahwa penerapan PrEP di Surabaya didukung penuh oleh Pemerintah Kota dibawah kepemimpinan Eri Cahyadi dengan menyediakan pendamping atau penjangkau.
“Karena itulah, Kota Surabaya bisa terus memaksimalkan efektifitas dari penerapan PrEP. Kami juga melakukan berbagai inovasi dengan harapan tentu agar bisa menurunkan kasus HIV/AIDS di Indonesia khususnya di Jawa Timur dimana Surabaya menduduki peringkat 1,” tandasnya.
Untuk diketahui, dalam seminar kali ini hadir pula Dekan FKM Unair Prof. Dr. Santi Martini, dr., M.Kes., Ketua LPT Unair Prof. Maria Inge Lusida, dr., MKes., Ph.D., Sp.MK(K) dan Ketua IAKMI Surabaya Dr. Arief Hargono, drg., M.Kes.
(laura/tommy)