Friday, November 14, 2025
spot_img
HomePendidikanPWNU Jatim dan Tiongkok Bangun Jembatan Kebudayaan dan Pendidikan

PWNU Jatim dan Tiongkok Bangun Jembatan Kebudayaan dan Pendidikan

Tim PWNU Jatim saat diterima Konsul RRT di Surabaya, Ye Su, di Kantor Konjen RRT di Surabaya, Selasa (4/11/2025). (foto: PWNU Jatim for Cakrawarta)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur dan Konsulat Jenderal Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Surabaya sepakat menjalin kerja sama di berbagai bidang, terutama dalam pertukaran kebudayaan, pendidikan, dan ekonomi.

“Setelah berkunjung ke Tiongkok pada 26 Oktober hingga 1 November, kami diterima oleh Konsul RRT di Surabaya, Bapak Ye Su, pada 4 November. Intinya, kami membahas kerja sama PWNU Jatim–RRT di berbagai bidang,” ujar Ketua PWNU Jatim, KH Kikin Abdul Hakim Mahfudz, di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Rabu (5/11/2025).

Kiai Kikin yang juga Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang tersebut menuturkan bahwa PWNU Jatim tertarik mempelajari lebih jauh tentang modernisasi yang telah dilakukan oleh Tiongkok. Ia berharap kerja sama ini memberi manfaat luas bagi masyarakat Jawa Timur dan Indonesia.

“Kami sangat menghargai kesempatan ini untuk mempererat hubungan antara PWNU Jatim dan RRT. Kami percaya, kolaborasi ini dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat Jawa Timur dan bangsa Indonesia,” kata Kiai Kikin.

Konsul Jenderal RRT untuk Surabaya, Ye Su, menyambut baik kunjungan delegasi PWNU Jatim ke Tiongkok. Ia berharap jalinan kerja sama ini dapat memperkuat saling pengertian dan toleransi antara masyarakat kedua negara.

“Kami siap bekerja sama dengan PWNU Jatim dalam berbagai bidang, terutama pendidikan dan kebudayaan. Ini menjadi langkah awal yang baik untuk memperdalam hubungan di masa depan,” ujar Ye Su, sebagaimana dikutip Kiai Kikin.

Dalam kunjungannya ke Tiongkok bersama empat pengurus PWNU Jatim, Kiai Kikin menuturkan bahwa pihaknya juga berkesempatan mempererat komunikasi dan persahabatan antara komunitas Muslim Indonesia dan Tiongkok.

“Dari sisi sosial, moderasi, dan kebudayaan, kami menemukan banyak kesamaan antara Indonesia dan Tiongkok. Dari beberapa pertemuan dengan asosiasi Islam dan para imam masjid di sana, tampak bahwa pemerintah Tiongkok mengakui kebebasan beragama,” ujar Kiai Kikin.

Menurut dia, baik Indonesia maupun Tiongkok memiliki kesamaan visi dalam menjunjung kebebasan beragama dan semangat patriotisme untuk menjaga kedaulatan negara. “Hal itu sejalan dengan semangat pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, yang menegaskan bahwa hubbul wathan minal iman, cinta tanah air adalah bagian dari iman,” tuturnya.

Dalam pertemuan tersebut, Kiai Kikin didampingi KH Abd Matin Djawahir selaku Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim serta dua Wakil Ketua PWNU Jatim, Prof. Suparto Wijoyo dan Prof. H. Maskuri Bakri.

Belajar dari Modernisasi dan Ekonomi Kerakyatan

Wakil Ketua PWNU Jatim Prof. Suparto Wijoyo menambahkan, di akhir kunjungan pada 1 November 2025 lalu, rombongan juga meninjau lokasi Canton Fair 2025 di Guangzhou, pameran produk tradisional dan UMKM terbesar di dunia.

“Dari sana kami belajar, seperti halnya Indonesia, ekonomi kerakyatan di Tiongkok tumbuh dari pemberdayaan UMKM. Ini relevan dengan semangat kemandirian ekonomi yang juga digerakkan NU di pesantren-pesantren,” katanya.

Selain itu, delegasi PWNU Jatim juga mengunjungi Masjid Huaisheng di Guangzhou, yang menjadi salah satu masjid tertua di Tiongkok dan diyakini sebagai tempat dimakamkannya sahabat Nabi Muhammad SAW, Saad bin Abi Waqqas.

“Di Masjid Huaisheng kami bertemu Imam Isa, yang menceritakan bagaimana Saad bin Abi Waqqas menyebarkan Islam ke Tiongkok. Pengalaman ini sangat berharga karena menunjukkan jejak panjang Islam yang damai di negeri tersebut,” tutur Suparto.

Dari kunjungan ke sejumlah provinsi mulai Gansu (Lanzhou), Jiangsu (Nanjing), hingga Guangdong (Guangzhou), PWNU Jatim menilai ada kesamaan nilai antara tradisi Islam Tiongkok dan warisan pemikiran Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari yaitu keimanan yang berpadu dengan nasionalisme, pendidikan berbasis adab, pesantren sebagai mercusuar peradaban, pemberdayaan masyarakat, serta moderasi dalam beragama.(*)

Kontributor: Cak Edy

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular