Thursday, November 13, 2025
spot_img
HomeSosial BudayaGelorakan Langgam Madura, UNAIR Nyalakan Semangat Indonesia!

Gelorakan Langgam Madura, UNAIR Nyalakan Semangat Indonesia!

Sekretaris Umum UNAIR Dwi Setiawan didampingi Bambang Tjahjadi membuka gelara GeLORa di Airlangga Convention Center Kampus MERR-C Unair, Surabaya, Kamis (13/11/2025). (foto: Unair for Cakrawarta)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Dalam semarak Dies Natalis ke-71, Universitas Airlangga (UNAIR) kembali meneguhkan perannya sebagai pelopor pelestarian budaya nusantara. Kali ini, melalui gelaran Gebyar Langgam Orang Madura (GeLORa), kampus kebanggaan Jawa Timur itu menyalakan kembali semangat kebangsaan lewat pesona budaya Madura.

Bertempat di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus MERR-C, Kamis (13/11/2025), suasana Surabaya seolah berpindah ke tanah garam. Lantunan langgam Madura, warna batik, aroma kuliner khas, hingga pementasan seni tradisi berpadu dalam satu panggung kebudayaan yang hangat dan membumi.

Mewakili Rektor, Sekretaris Umum UNAIR Dwi Setiawan menegaskan bahwa GeLORa bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan gerakan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kebangsaan melalui pelestarian budaya lokal.

“Budaya Madura mengajarkan keberanian, kesetiaan, kerja keras, dan penghormatan terhadap kemajuan bangsa. Nilai-nilai ini semakin relevan di tengah derasnya arus globalisasi yang sering mengikis identitas lokal kita,” ujar Dwi.

Menurutnya, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab moral dan intelektual untuk menjadi penggerak pelestarian budaya yang berkelanjutan. Karena itu, UNAIR mendorong tumbuhnya generasi muda berkarakter dan berbudaya, yang ia sebut sebagai Generasi Tunas Hijau.

“Mereka bukan hanya mencintai budaya, tetapi mampu mengolahnya menjadi kekuatan ekonomi kreatif, diplomasi kebudayaan, dan inovasi sosial,” imbuhnya.

Madura: Pilar yang Menyatu dalam Mozaik Jawa Timur

Penanggung jawab kegiatan, Bambang Tjahjadi menjelaskan bahwa pemilihan tema budaya Madura tahun ini bukan tanpa alasan. Madura, katanya, merupakan pilar penting dalam pembentukan karakter budaya Jawa Timur.

“Jawa Timur memiliki tiga pilar budaya utama: Mataraman, Arek, dan Pandalungan. Budaya Madura menjadi unsur kuat yang mewarnai ketiganya, terutama dalam bahasa, perilaku sosial, dan semangat egaliternya,” papar Bambang.

Sejak pertama kali digelar pada 2015, GeLORa telah menjadi agenda budaya tahunan UNAIR dengan tema berbeda setiap tahunnya mulai dari Majapahit, Jawa Timuran, hingga budaya pesantren.

“Dalam setiap penyelenggaraan, kami selalu menampilkan unsur-unsur budaya yang telah diakui UNESCO, seperti batik, wayang, tari, dan keris. Tahun ini, semuanya hadir dalam konteks budaya Madura yang begitu kaya dan dinamis,” tambahnya.

Rangkaian GeLORa kali ini diwarnai berbagai pertunjukan seni khas Madura mulai dari wayang orang berbahasa Madura, pameran lukisan, fotografi, batik, pusaka, hingga kuliner tradisional. Semua dirangkai menjadi pertunjukan yang tak hanya memanjakan mata, tetapi juga menyalakan rasa bangga akan jati diri bangsa.

Melalui GeLORa, UNAIR ingin menegaskan bahwa pelestarian budaya bukan semata nostalgia masa lalu, melainkan investasi kebangsaan untuk masa depan. Dalam setiap irama langgam Madura yang bergema, tersimpan pesan tentang siapa kita dan bagaimana Indonesia seharusnya melangkah.(*)

Kontributor: PKIP

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular