Wednesday, April 24, 2024
HomeGagasanPrabowo-Puan, Paslon Paling Siap Maju

Prabowo-Puan, Paslon Paling Siap Maju

ilustrasi. (foto: istimewa)

 

Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk saat ini tertinggi. Artinya, politikus yang kini menjabat Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju jilid II ini masih punya peluang untuk maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dengan siapa pasangannya?

Karena suara Partai Gerindra tidak cukup untuk bisa mengusung calon sendiri, maka harus ada partai lain. Pertama, partai itu harus punya kader potensial untuk menguatkan elektabilitas Prabowo Subianto. Kedua, partai punya jumlah suara cukup untuk menambah suara Partai Gerindra menjadi 20% sebagai syarat pencapresan. Ketiga, partai tersebut punya chemistry dengan Prabowo Subianto dan Partai Gerindra.

Dari sekian partai yang ada, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) paling memenuhi syarat untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra. PDIP punya 20% suara. Jika mencalonkan pasangan sendiri, ini cukup. Namun, kecil kemungkinan dilakukan karena PDIP tidak ingin bertarung sendiri yang potensial menjadi musuh bersama (common enemy). Maka, mesti gandengan partai lain. Partai yang paling dekat dengan PDIP saat ini adalah Gerindra.

PDIP punya Puan Maharani. Meski saat ini elektabilitasnya masih rendah, ini lantaran kerja tim media Puan belum masif. Puan tidak kalah dengan Ganjar dalam konteks popularitas dan prestasi. Sebagai mantan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dan sekarang menjabat sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, tentu ini bagian dari pencapaian tersendiri. Bahkan soal Ganjar Pranowo, sudah mulai banyak yang bertanya terkait prestasinya sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Sementara, elektabilitas Ganjar besar di Jawa Tengah. Ganjar memanfaatkan posisinya sebagai gubernur untuk kampanye dengan rajin menemui warga di desa-desa dan kampung- kampung. Inilah yang membuat elektabilitas Ganjar dua digit.

Jika Puan juga melakukan hal yang sama secara masif di Jawa Tengah, juga Jawa Timur, boleh jadi suara Ganjar akan tergerus.

Pemilih Indonesia secara umum itu menggunakan perasaan. Dan perasaannya akan tersentuh kalau didatangi, disapa, diajak salaman dan ngobrol. Apalagi kalau senyum anda renyah, ini modal pencitraan yang cukup efektif. Gak penting siapa anda, dari partai apa, dan bagaimana track record serta prestasi anda. Bukan mereka gak peduli, tapi karena memang mereka gak paham. Yang mereka tahu, anda datang, ajak salaman, apalagi bawa sembako. 38% pemilih kita menentukan suara karena sembako atau uang yang diterimanya.

Pemilih rasional (mau mikir) itu gak terlalu besar jumlahnya. Umumnya ada di perkotaan. Mereka yang sedikit ini mengerti tentang integritas dan kapasitas calon. Mayoritas pemilih gak ngerti, dan gak mau ngerti. Yang mereka tahu calon itu hadir dan kasih sembako. Di sinilah pencitraan itu menentukan. Dan Ganjar kuat di sisi pencitraan. Siapa yang kuat di pencitraan, elektabilitasnya naik.

Puan kurang kuat dalam mengemas pencitraan dirinya. Begitu juga calon yang lain, termasuk Prabowo. Ini PR serius. Keduanya harus banyak latihan senyum seperti Ganjar. Belajar menggunakan bahasa pergaulan, terutama saat menyapa warga.

Prabowo-Puan, jika betul-betul menjadi pasangan yang ingin maju di Pilpres 2024 mesti mampu mengemas brand dirinya, rajin jumpa dan ketemu masyarakat, terutama di Jawa Tengah yang menjadi kandang banteng. Kalau pasangan ini memiliki tim media dan tim darat yang handal sebagaimana yang dimiliki oleh Ganjar, tentu akan menjadi kompetitor yang menyulitkan bagi Ganjar.

Puan punya ceruk suara yang sama dengan Ganjar Pranowo. Sisanya, bisa disisir oleh Parbowo dan bakal calon yang lain seperti Anies Baswedan.

Apalagi kalau Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sudah menginstruksikan para kader PDIP untuk memilih Prabowo-Puan, beres itu semua. Ini terjadi saat Gibran mencalonkan diri dalam pemilihan walikota di Solo pada 2020 lalu. Instruksi turun dari DPP, kelar! Dan Gibran menang telak.

Instruksi ini gak boleh telat. Setidaknya sinyalnya mesti sudah mampu ditangkap oleh kader-kader PDIP dan juga Gerindra. Dengan sinyal itu, para kader akan bekerja.

Jika keputusan itu telat, ini bisa menjadi prahara serius di tubuh PDIP itu sendiri. Publik membaca, Ketum PDIP sedang mengikuti perkembangan dan dinamika yang terjadi untuk menjadi bahan membuat keputusan terkait capres-cawapres 2024.

PDIP punya kader dan pemilih yang sangat militan dan loyal. Para kader tegak lurus pada instruksi ketua umum, yaitu Megawati. Di sinilah kelebihan PDIP dibanding partai-partai lain.

Deklarasi Prabowo-Puan sudah dimulai. Senin (29/11/2021) kemarin ada deklarasi Prabowo-Puan di Banten. Selama ini, deklarasi paling masif dilakukan oleh para pendukung Anies Baswedan. Kalau Prabowo-Puan juga melakukan deklarasi dengan masif, terutama di wilayah Jawa yang jumlah pemilihnya 57,29%, maka akan dapat menjadi persiapan yang lebih matang untuk pertarungan di Pilpres 2024.

Jakarta, 30 Nopember 2021

 

TONY ROSYID

Pengamat Politik

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular