Friday, September 19, 2025
spot_img
HomePendidikanPeran Strategis Babinsa dalam Pendidikan Karakter di Sekolah-sekolah Surakarta

Peran Strategis Babinsa dalam Pendidikan Karakter di Sekolah-sekolah Surakarta

SURAKARTA, CAKRAWARTA.com – Di balik kesan militeristik dan seragam loreng yang kerap identik dengan kedisiplinan keras, para Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari Kodim 0735/Surakarta justru memainkan peran strategis yang jauh lebih lembut: mendidik karakter generasi muda. Mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah, mereka aktif hadir dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Tahun Ajaran 2025/2026, membekali siswa dengan nilai-nilai kedisiplinan, anti-kekerasan, dan semangat kebangsaan.

Pembentukan Karakter Sejak Dini di SDN Sibela Barat

Rabu pagi (16/07/2025), di halaman SD Negeri Sibela Barat, Jebres, wajah-wajah kecil tampak bersemangat mengikuti apel pagi. Mereka adalah 140 siswa baru yang tengah menjalani MPLS. Di hadapan mereka, Babinsa Mojosongo Serka Aswan bersama Sertu Watono tampil bukan sebagai prajurit, tetapi sebagai pendidik karakter.

“Sebagai siswa baru, kalian harus semangat, cepat beradaptasi, dan bersyukur sudah berada di jenjang baru,” tutur Serka Aswan dengan suara yang lembut namun penuh wibawa.

Selain menyampaikan materi baris-berbaris (PBB), Serka Aswan juga membekali siswa dengan pemahaman tentang pentingnya menjauhi perundungan (bullying) dan kekerasan. Pesannya jelas: sekolah harus menjadi tempat yang aman, nyaman, dan menyenangkan bagi semua.

Disiplin dan Tanggung Jawab di SMA Negeri 4 Surakarta

Di aula SMA Negeri 4 Surakarta, 396 siswa kelas X juga mendapatkan pembinaan serupa dari Babinsa Kelurahan Manahan, Serma Saring dan Serda Supriyadi. Dengan pendekatan yang komunikatif, mereka mengenalkan dasar-dasar baris-berbaris, tidak hanya sebagai gerakan fisik, tetapi sebagai simbol pembentukan sikap.

“Ada tiga konsep penting dalam PBB: ketegasan, disiplin, dan tanggung jawab,” jelas Serma Saring. Menurutnya, gerakan fisik tersebut bukan sekadar rutinitas, tetapi cara membangun mental tangguh di tengah tekanan akademik dan sosial yang dihadapi siswa zaman sekarang.

Pelatihan dilakukan selama dua hari dan menjadi bagian dari upaya memperkuat kesehatan fisik sekaligus karakter para siswa baru. “Latihan ini membantu mereka lebih bugar dan bisa mengurangi stres akibat beban sekolah,” tambahnya.

Bela Negara dari Lingkungan Sekolah

Nilai-nilai bela negara juga menjadi materi penting yang disampaikan Babinsa dalam MPLS. Di SMKN 8 Surakarta, Sertu Budiono memberikan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang berpadu dengan materi PBB dan wawasan kebangsaan.

“Bela negara bukan hanya angkat senjata,” tegas Budiono. “Sebagai pelajar, bentuk bela negara adalah disiplin, menjaga nama baik sekolah, dan aktif belajar.”

Kepala SMKN 8 Surakarta, Drs. Siaga Purnomo, memberikan apresiasi tinggi atas keterlibatan Babinsa. “Materi yang mereka sampaikan bukan hanya relevan, tetapi juga dibawakan dengan cara yang menyenangkan dan membangkitkan semangat siswa,” ujarnya.

Murid Baru, Kesadaran Baru: SD Negeri Tugu Jebres

Pendekatan yang penuh empati juga dilakukan di SD Negeri Tugu Jebres oleh Serka Taufik M, Serda Tarto, dan Koptu Sanda A. Dalam pembekalan yang dikemas ringan namun berbobot, mereka menekankan pentingnya menjauhi tindakan bullying dan membangun lingkungan sekolah yang ramah.

“Bullying bisa melukai, bukan hanya secara fisik, tapi juga mental. Kita semua punya tanggung jawab untuk mencegahnya,” jelas Koptu Sanda dalam paparannya.

Anak-anak tidak hanya diajak mendengar, tetapi juga diajak berdiskusi, bermain peran, dan menyampaikan pendapat mereka tentang bagaimana menjadi teman yang baik. Nilai-nilai seperti saling menghormati, empati, dan solidaritas ditanamkan sejak hari pertama.

Dari Sekolah ke Kampung: Babinsa dan Disiplin Sosial

Peran strategis Babinsa tak berhenti di lingkungan sekolah. Masih di hari yang sama, Babinsa Kelurahan Jagalan Serka E Lau We turut mendampingi penilaian Lomba Program Kampung Iklim (Proklim) yang dilaksanakan di RW 08, Kelurahan Jagalan. Bersama Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, serta sejumlah OPD Kota Surakarta, ia aktif mendorong kesadaran lingkungan masyarakat.

“Kualitas udara makin memprihatinkan. Tapi warga kita mulai sadar. Mereka mengelola sampah rumah tangga, menanam obat-obatan keluarga, dan memanfaatkan lahan tidur jadi kebun sayur,” ungkap Serka E Lau We.

Program ini menjadi bukti bahwa kedisiplinan, tanggung jawab, dan semangat gotong royong tak hanya diajarkan di sekolah, tetapi juga ditanamkan di tengah masyarakat.

Mendidik dengan Teladan, Menanamkan Nilai Kehidupan

Apa yang dilakukan para Babinsa di berbagai titik Surakarta pada tanggal 16 Juli 2025 bukanlah kegiatan seremonial. Ia adalah bentuk nyata dari sinergi antara pertahanan dan pendidikan. Para prajurit teritorial ini menunjukkan bahwa menjaga bangsa tidak hanya dilakukan di perbatasan atau pos militer, tetapi juga di ruang kelas, halaman sekolah, dan kampung-kampung warga.

Dari pelatihan PBB hingga materi anti-bullying, dari wawasan kebangsaan hingga kesadaran lingkungan, Babinsa hadir sebagai figur pendidik karakter. Mereka bukan menggantikan peran guru, tapi menjadi mitra strategis dalam membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak, disiplin, dan cinta tanah air.

Dalam wajah anak-anak yang tertawa saat baris-berbaris, dalam semangat siswa yang mengangkat tangan saat diskusi, dan dalam tekad warga kampung menjaga lingkungan, kita melihat benih-benih masa depan bangsa yang tumbuh berkat kehadiran Babinsa yang mendidik dengan hati.(*)

Kontributor: Arda72

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular