Saturday, September 14, 2024
spot_img
HomeSains TeknologiKesehatanMonkeypox Merebak, Epidemiolog: Gejala Mirip Demam Biasa, Penting Untuk Tingkatkan Kesadaran di...

Monkeypox Merebak, Epidemiolog: Gejala Mirip Demam Biasa, Penting Untuk Tingkatkan Kesadaran di Level Masyarakat!

Seorang anak perempuan berusia 3 tahun dengan gejala cacar monyet. Saat ini WHO telah resmi menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. (foto: Marx V. Szczeniowski/WHO)

Surabaya, – Kemenkes melaporkan bahwa telah terjadi lonjakan kasus konfirmasi Monkeypox atau Mpox di Indonesia. Menurut laporan tersebut, hingga pertengahan Agustus 2024, tercatat sebanyak 88 kasus konfirmasi Mpox di berbagai wilayah. Seiring dengan peningkatan kasus ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan status PHEIC (Public Health Emergency of International Concern) untuk wabah Mpox.

Menurut Pakar Epidemiologi, Kurnia Dwi Artanti mengatakan bahwa status PHEIC menjadikan laporan tersebut penting dalam upaya meningkatkan kewaspadaan penyebaran wabah Mpox.

“PHEIC merupakan status yang menunjukkan tingkat keparahan situasi global. WHO menetapkan status ini karena melihat persebaran penyakit yang semakin meluas. Ada beberapa kriteria yang dipertimbangkan, seperti penilaian risiko global yang jika tidak segera diantisipasi, dapat menyebabkan penyebaran yang lebih luas. Selain itu, respons dan dukungan dari negara-negara anggota WHO juga menjadi faktor penting dalam mengendalikan penyebaran penyakit ini,” jelasnya dalam keterangannya pada media ini.

Kurnia mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyebaran Mpox karena di Indonesia, lanjutnya, virus Mpox yang terdeteksi termasuk dalam Varian IIb.

“Virus varian tersebut dapat menyebar antar manusia melalui kontak langsung cairan tubuh atau lesi,” tegasnya.

Apalagi, menurut Kurnia, pola penyebaran Mpox menunjukkan gejala yang mirip dengan cacar biasa seperti demam tinggi, ruam kulit yang khas, dan pembengkakan kelenjar getah bening.

“Ruam yang muncul umumnya melalui wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh. Meskipun begitu, perlu pemeriksaan spesifik untuk memastikan infeksi Mpox karena virus ini bersifat self-limited, yang artinya dapat sembuh dengan sendirinya jika sistem imun tubuh baik, ” paparnya.

Karena itu, dalam upaya menghadapi wabah Mpox ini, Kurnia menyarankan agar ada upaya untuk meningkatkan kesadaran diri pada masyarakat serta isolasi bagi individu yang terinfeksi.

“Mencegah penularan Mpox sangat bergantung pada kebersihan diri. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah beraktivitas di tempat umum serta menggunakan masker dapat menjadi benteng pertahanan yang efektif. Selain itu, WHO dan CDC merekomendasikan pemberian vaksin diprioritaskan terutama pada Petugas laboratorium, Tenaga kesehatan di RS rujukan dan Populasi berisiko,” pungkas wanita yang juga merupakan dosen Epidemiologi FKM Unair itu.

(khefti/rafel)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular