
JOMBANG, CAKRAWARTA.com – Ribuan wajah nampak sumringah menyemarakkan Kirab Hari Santri 2025 di Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Seblak, hari ini, Selasa (21/10/2025). Sejak pagi, jalan-jalan di sekitar Desa Kwaron, Tebuireng, dan Cukir dipenuhi barisan santri, murid, guru, dan wali murid yang berjalan penuh semangat diiringi musik drum band.
Kirab yang diikuti lebih dari seribu peserta itu menjadi bukti bahwa semangat Hari Santri tak pernah padam, terutama di pesantren legendaris yang didirikan KH Ma’shum Ali pada 1921, Katib Syuriah PCNU Jombang periode pertama.
Dua grup drum band membuka kirab dengan irama energik yang langsung menarik perhatian warga. Di belakangnya, ribuan peserta dari TK, MI, MTs, dan MA di bawah Yayasan Khoiriyah Hasyim tampil mengenakan aneka busana kreatif mulai dari pakaian adat dan profesi, hingga kostum daur ulang yang sarat pesan lingkungan.
“Kirab ini kami gelar untuk menumbuhkan semangat belajar dan menanamkan kebanggaan menjadi santri. Semoga ke depan mereka tumbuh menjadi generasi yang berilmu dan berakhlak,” ujar Nyai Hj. Nur Laili Rahmah, Ketua Majelis Pengasuh Pesantren Seblak, usai melepas balon warna-warni di gerbang pondok sebagai tanda dimulainya kirab.
Sekretaris Kecamatan Diwek, M. Dony Ardiansyah, yang turut hadir dan melepas peserta kirab, memberi apresiasi khusus.
“Pesantren Seblak ini termasuk pondok tua di wilayah kami. Tapi semangat para santrinya luar biasa. Di sini mereka bukan hanya belajar ilmu, tapi juga adab dan akhlak yang baik, di tengah maraknya kenakalan remaja di luar sana,” tuturnya.
Kirab ini menempuh rute sejauh beberapa kilometer, melewati jalan provinsi penghubung Jombang-Malang. Tak jauh dari situ, tampak megah kompleks Makam Gus Dur di Tebuireng, yang seolah menjadi saksi hidup kesinambungan tradisi santri yang tetap hangat dan membumi.
Yang membuat suasana semakin meriah, panitia menyediakan ratusan hadiah menarik bagi peserta kirab. “Peserta tidak dipungut biaya sama sekali, semuanya gratis,” kata Muhammad Ridwan, Humas panitia acara.

Menurutnya, hadiah utama berupa dua sepeda gunung, ditambah beragam doorprize seperti tas sekolah, peralatan rumah tangga, mesin cuci, hingga paket makanan. “Biar para peserta makin semangat ikut kirab dan ikut menjaga tradisi Hari Santri,” imbuhnya.
Sementara itu, Muhammad Amir, Kepala MI Seblak, menambahkan bahwa tim drum band yang tampil terdiri dari 45 personel. “Mereka tetap bersemangat, meski besok pagi juga harus tampil lagi di kirab MWCNU Diwek. Inilah semangat santri yang tak kenal lelah, karena yang mereka bawa bukan sekadar alat musik, tapi semangat membangun negeri,” ujarnya.
Kirab Hari Santri di Pesantren Seblak bukan sekadar pawai tahunan, tapi juga perayaan nilai-nilai pesantren yakni disiplin, kebersamaan, dan keikhlasan. Di tengah derasnya arus modernitas, ribuan santri pagi itu seakan ingin berkata bahwa menjaga tradisi bukan berarti mundur, melainkan melanjutkan cahaya ilmu dan adab yang telah menyala lebih dari seabad.(*)
Kontributor: Mukani
Editor: Abdel Rafi



