
Surabaya, – Setelah diresmikan pada Maret 2023 lalu oleh Pemkot Surabaya, transportasi publik Wira-Wiri diharapkan menjawab persoalan transportasi publik di Surabaya. Beberapa jalan yang tidak bisa dilewati bus besar seperti Suroboyo Bus dan Trans Semanggi berupaya dijawab oleh Wira-Wiri.
Tim media cakrawarta.com mencoba melakukan percobaan mengenai efektifitas atas eksistensi Wira-Wiri Suroboyo, salah satunya rute Keputih-Bunguran yang memiliki kode FD10.
Tim berangkat dari titik Halte Poltekes Kemenkes RI di Karang Menjangan. Memakai aplikasi Mitra Darat, membuat tim lebih mudah memantau secara real time keberadaan armada Wira-Wiri. Tepat pukul 09.05 WIB, armada tiba dan pintu terbuka otomatis. Kami pun naik dan membayar memakai e-money. Pembayaran Qris bisa menjadi alternatif jika e-money lupa dibawa.

Hajzamik, salah satu helper Wira-Wiri Suroboyo yang merupakan pegawai Dishub Surabaya dan membersamai perjalanan kami menjelaskan titik-titik penting pemberhentian rute yang kami pilih. Detail dan benar-benar informatif terutama bagi orang yang pertama kali menggunakan jasa transportasi publik yang berfungsi sebagai konektor ini.
“Rata-rata rute ini melintas di lembaga pendidikan seperti Unair dan ITS, lalu fasilitas kesehatan seperti RSUD Soewandhie, hingga pusat perbelanjaan seperti ITC Mall dan Pasar Atom serta memang yang mudah diinget warga yaitu minimarket. Jadi kalau ditanya turun mana, penumpang akan menyebut minimarket A atau B sehingga kami juga ikut menghafalkan agar mudah dalam menemukan titik dimaksud,” tutur Hajzamik.

Sepanjang perjalanan dari rute yang kami pilih, memang melintasi titik-titik di atas khususnya minimarket. Bahkan untuk RSUD Soewandhi sampai masuk ke lobi dan UGD rumah sakit. Jadi bagi pasien rawat jalan atau yang hendak rawat inap amat terbantu dengan rute ini. Termasuk supermarket seperti ITC menurunkan atau menaikkan penumpang tepat di areal dalam mall.
Selain itu, Hajzamik pun menegaskan bahwa bagi calon penumpang baru dan belum tahu mengenai Wira-Wiri, ada tips menarik terkait pemberhentian Wira-Wiri Suroboyo biasanya berada.
“Memang rata-rata titik pemberhentian atau haltenya di dekat minimarket. Pokoknya diusahakan bukan titik kemacetan. Sehingga sangat membantu bagi yang mau naik atau turun,” paparnya.
Selain itu, Hajzamik juga menjelaskan mengenai siapa saja warga Surabaya yang dapat menikmati fasilitas Wira-Wiri atau Suroboyo Bus secara gratis tanpa bayar sepeser pun.
“Pemkot Surabaya menggratiskan transportasi publiknya bagi anak-anak di bawah 5 tahun serta bagi lansia di atas 60 tahun serta para veteran. Dibuktikan lewat KTP atau KK,” tukas Hajzamik.
Menurut Hajzamik, untuk Wira-Wiri terintegrasi dengan Suroboyo Bus, dimana satu tiket masih bisa dipakai selama masih dalam kurun waktu 2 jam.

“Jadi kalau masnya tadi naik di Poltekes Kemenkes pakai Wira-Wiri lalu mau lanjut ke tujuan lain, selama masih dalam rute, bisa pindah ke Suroboyo Bus ga usah bayar lagi. Tapi tiketnya jangan lupa ditunjukkan. Jadi jaga baik-baiknya tiket untuk bukti,” tandasnya.
Jadi bagi warga Surabaya, sekarang telah memiliki alternatif transportasi publik yang tidak hanya menjangkau titik-titik yang mudah diakses, melainkan juga terintegrasi satu sama lain bahkan bagi beberapa kelompok masyarakat gratis. Bahkan penumpang bisa melaporkan keluhan dimana call center nya tersedia jelas di bagian dalam armada Wira-Wiri.
Yuk, biasakan memakai transportasi publik, selain rute mulai lengkap, sekarang mudah diakses dan pastinya cara bayarnya mudah dan bahkan ada yang gratis. (***)
Reporter: Abdel Rafi
Editor: Bustomi
Foto: Tim Media Cakrawarta