SURABAYA – Belum lama ini, penerbit Kompas Gramedia (KG) mengumumkan berhentinya penerbitan empat produk media cetaknya. Keempat produk tersebut ialah Majalah Bobo Junior, Majalah Mombi, Majalah Mombi SD, dan Tabloid Nova. Diikuti Harian Republika cetak akan mengakhiri peredarannya pada 31 Desember 2022 mendatang.
Pakar komunikasi Suko Widodo menilai fenomena berhentinya produksi media cetak merupakan hal yang wajar, utamanya di zaman serba digital seperti sekarang ini.
“Lumrah. Perubahan media. Penutupan majalah itu adalah konsekuensi dari perubahan zaman, perubahan akibat teknologi informasi. Jika di mana silam itu sifatnya manual, sekarang sudah menjadi digital,” ujar Suko Widodo dalam keterangannya pada media ini, Rabu (28/12/2022).
Suko menjelaskan bahwa saat ini media massa memasuki generasi ketiga yang ditandai dengan menurunnya penggunaan kertas di industri media massa. Generasi pertama, lanjutnya, terjadi pada abad 17-18 dengan munculnya media cetak berupa koran. Sedangkan, generasi kedua terjadi dua abad setelahnya di mana mulai muncul media broadcast berupa radio dan televisi.
“Sekarang itu pada level internet. Generasi ketiga ini cenderung online. Ketika generasi ketiga online ini maka terjadi paperless,” terangnya. Hal ini, disebutnya, menyebabkan tidak adanya konektivitas antara kultur industri media cetak dengan masyarakat informasi di zaman ini.
Digitalisasi sekarang ini membuat banyak orang malas membaca buku atau koran sebab mereka bisa memperoleh informasi dengan bobot yang sama hanya dengan bantuan gadget. Selain itu, produk media cetak juga dianggap memakan tempat sehingga dicap tidak praktis oleh masyarakat.
Guna menghadapi selera konsumsi masyarakat yang terus berubah, Suko menyarankan agar industri media cetak mampu bermetamorfosa dalam menyajikan produk jurnalistiknya.
“Kalau mau penerbitan itu eksis, maka mau tidak mau ia juga harus bermetamorfosa ke dalam bentuk online. Jadi, munculkan konten kreator dan desain-desain digital. Dimetamorf sehingga jadi virtual,” jelasnya.
Pola adaptasi ini, terang Suko, telah dipraktikkan oleh The New York Times sejak tahun 2015.
“Sejak 2015, The New York Times sudah menempatkan digital sebagai yang utama sekarang. Kalau sudah online, digital kan, nggak perlu pakai cetak. Nggak apa-apa,” ungkap Suko.
Terakhir, dosen komunikasi Unair itu menyarankan agar industri media mampu melakukan perubahan pengelolaan konten dengan semakin mempercepat proses pengunggahan konten.
“Kalau dulu majalah mungkin butuh seminggu harus cetak, kalau koran butuh 24 jam baru cetak, maka sekarang ini lebih cepat dibanding koran agar tidak tertinggal dengan media lain,” tandasnya mengakhiri keterangan.
(bus/pkip/bti)
meet single women online good free dating sites connect singles free chat
essay writing help for high school students essay custom
essay help websites essay on service
college essay online help critical essay help legitimate
essay writing service help in essay writing
college essay writing company custom essay writing services essay paper writing
service editing essay services
essay writer cheap need help writing scholarship essay where to buy essays essays on community service
essay paper writing service help me write my essay
mba application essay writing service help with writing essays for college applications
buy an essay online cheap professional essay writing services mba essay help the help essay on racism
write custom essays college essay community service do essay writing services work good essay writing website
share dating best single sites free on line dating sites date online personal
admission essay writing service buy cheap essays best admission essay editing service best essay writing website
argument essay help lord of the flies essay help do my essay for me cheap custom essay writing online