Friday, March 29, 2024
HomeSosial BudayaLolos Tes Karena Kecurangan, Pakar: Kualitas Kinerjanya Bisa Diukur Melalui KPI

Lolos Tes Karena Kecurangan, Pakar: Kualitas Kinerjanya Bisa Diukur Melalui KPI

Suasana tes masuk secara daring jadi pegawai negeri di Jawa Timur pada tahun 2020 lalu. (foto: istimewa)

 

SURABAYA – Maraknya kecurangan yang terjadi saat pelaksanaan Rekrutmen Bersama BUMN (RBB) menjadikan sebuah keresahan besar dalam dunia kerja. Kecurangan tersebut tentunya bertolak belakang dengan nilai-nilai AKHLAK yang jadi core values di Kementerian BUMN.

Pakar Psikologi Industri dan Organisasi Dr. Sami’an, MPsi Psikolog memberikan penjelasan bahwa potensi kecurangan dalam tes massal pasti ada. Terlebih dalam situasi daring yang bisa memanfaatkan celah teknologi untuk melakukan tindakan kecurangan.

“Potensi kecurangan tes sebenarnya sudah ada sejak lama, baik dari metode tes konvensional hingga berkolaborasi dengan teknologi dengan assessment secara daring. Apalagi saat ini didorong dengan semakin tinggi tingkat kesulitan tes dan kuota penerimaan yang terbatas,” ujar Sami’an pada media ini melalui sambungan telepon.

Sami’an menambahkan bahwa lembaga penyelenggara tes berbagai perusahaan saat ini juga mulai melakukan peningkatan keamanan dan kerahasiaan isi tes agar tidak ada celah melakukan kecurangan.

“Perubahan itu dilihat dari penggunaan safe exam browser saat tes daring agar meminimalisir para pelamar melakukan kecurangan.,” imbuhnya.

Sami’an menilai bahwa kecurangan yang terjadi akan berpengaruh pada performa pegawai selama bekerja, apalagi jika dilihat secara kualifikasi pegawai tersebut tidak memenuhi syarat seleksi namun bisa lolos karena adanya kecurangan. Hal itu juga mempengaruhi pegawai tersebut merasa tidak nyaman dalam lingkungan kerja.

“Kinerja pegawai selama bekerja tentunya bisa diukur kinerjanya melalui Key Performance Indicator atau KPI yang hasilnya jika dia sebenarnya tidak kompeten maka akan berpengaruh terhadap jenjang karir mereka ke depannya,” tukasnya.

Sami’an memaparkan bahwa saat ini pelamar kerja yang didominasi oleh generasi milenial akhir dan generasi Z awal yang dari segi perilakunya ingin meraih value secara instan. Apalagi didukung penguasaan teknologi yang memadai memungkinkan mereka untuk melakukan kecurangan.

“Generasi sekarang yang lebih melek teknologi tidak hanya berdampak positif dalam efisiensi proses seleksi, namun peluang melakukan kecurangan akan semakin meningkat. Penting bagi penyelenggara tes perusahaan untuk melakukan evaluasi jika ditemukan celah agar bisa menjaga kualitas kualifikasi pegawai yang lolos sesuai dengan kompetensi yang diharapkan perusahaan,” pungkasnya.

(mar/pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular