Tuesday, December 16, 2025
spot_img
HomePendidikanDunia KampusKolaborasi Kampus Dan Alumni Lahirkan Inovasi Pencucian Sarang Walet

Kolaborasi Kampus Dan Alumni Lahirkan Inovasi Pencucian Sarang Walet

CEO PT Lentera Alam Nusantara Muhammad Fairuzzuddin Zuhair (pertama dari kiri), Agus Supriyanto (kedua dari kiri) dan jajaran direksi. (foto: Istimewa)

SURABAYA – Kampus dan alumni adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan, apalagi ketika berbicara terkait inovasi dan kreasi di sejumlah bidang kehidupan manusia. Salah satunya adalah kampus Universitas Airlangga (Unair).

Tentu, sudah jamak diketahui bahwa Uniair telah banyak melahirkan inovasi di berbagai bidang. Nah kali ini, berkolaborasi dengan alumninya, Unair melahirkan inovasi baru yaitu pencucian sarang walet. Inovasi itu berupa pembersih sarang walet dengan pemanfaatan enzim lakase. Produk tersebut merupakan hasil kerja sama antara Dosen Fakultas Sains dan Teknologi Unair yaitu Agus Supriyanto dengan startup rintisan alumni Unair yang bergerak pada bidang budidaya walet, PT Lentera Alam Nusantara.

Menurut penuturan CEO PT Lentera Alam Nusantara Muhammad Fairuzzuddin Zuhair, pembuatan enzim pembersih sarang walet bermula dari kendala saat proses pencucian sarang walet. Laki-laki yang akrab disapa Fairuz itu mengatakan, selama ini pencucian sarang walet masih dilakukan secara tradisional yang mana memiliki kelemahan.

Ia mengungkap, kadar nitrit yang terkandung dalam sarang walet dapat mempengaruhi derajat keputihan dan kebersihan sarang burung walet. Akibatnya, proses pencucian sarang walet membutuhkan waktu lama dengan jumlah yang terbatas.

“Sarang walet yang baru panen masih berwarna kuning sehingga harus dicuci terlebih dahulu. Selanjutnya, pencabutan bulu sarang walet menggunakan pinset untuk menghilangkan kotoran. Nah, proses inilah terkadang tidak bersih secara menyeluruh,” terang Fairuz pada media ini, Rabu (26/7/2023).

Produk enzim pembersih sarang walet. (foto: istimewa)

Dari persoalan itu, ia kemudian menggandeng dosen FST Unair guna mengembangkan inovasi pencucian sarang walet yang optimal. Kolaborasi tersebut menghasilkan enzim lakase sebagai pembersih sarang walet. Enzim lakase, kata Fairuz, berfungsi untuk meningkatkan derajat putih saat pemutihan sarang walet, mengurangi pemakaian bahan kimia dan limbah berbahaya, serta sesuai dengan standar keamanan pangan pada sarang walet.

“Adanya enzim ini sangat membantu proses pemutihan sarang walet sekaligus tingkat kebersihannya mencapai 98 persen. Semakin bagus derajat keputihan sarang walet, maka semakin meningkat pula harga jualnya,” jelasnya.

Sementara dari sisi kuantitas, Fairuz menyebut, proses produksi sarang walet akan mengalami peningkatan dengan penggunaan enzim lakase. Setiap orang yang semula hanya membersihkan sarang walet sebanyak 80 hingga 100 gram per hari menjadi 120 gram per hari.

Kini, ekosistem Markas Walet telah menyediakan layanan pencucian sarang walet dengan enzim lakase. Lebih lanjut, pihaknya juga memperluas area penelitian terkait dalam program pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju-Perusahaan Pemula Berbasis Riset (RIIM-PPBR) yang digagas oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Selain pemanfaatan enzim lakase, Fairuz juga melibatkan peran mahasiswa dalam riset terbarunya mengenai pencucian sarang walet. Riset tersebut mengukur konsentrasi lerak terhadap penurunan kadar nitrit pada sarang walet.

“Harapannya dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa ekstrak lerak berpengaruh dalam menurunkan kadar nitrit. Sehingga perendaman sarang burung walet dengan air ekstrak lerak dapat menjadikannya lebih jernih,” ujar Fairuz.

Dengan kemudahan produksi sarang walet, ia berharap dapat meningkatkan jumlah ekspor sarang walet dan membuka lapangan pekerjaan baru.

“Pencucian sarang walet bisa dilakukan oleh orang tanpa keahlian khusus karena proses pembersihan bulu sarang walet kini semakin mudah,” pungkas pria yang merupakan alumnus FST Unair itu.

(mar/pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular