Thursday, March 28, 2024
HomePolitikaKNPI: Pemuda Harus Berdikari Agar Menjadi Investor of Change!

KNPI: Pemuda Harus Berdikari Agar Menjadi Investor of Change!

Ketua Umum DPP KNPI Ilyas Indra (berdiri) saat membuka dialog nasional bertajuk “Muda Berpolitik 2024” di Gedung Pemuda Kantor DPP KNPI, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, pada Senin (16/1/2023) malam. (foto: Sofyan)

JAKARTA – Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI) gelar dialog nasional bertajuk “Muda Berpolitik 2024”, bertempat di Gedung Pemuda Kantor DPP KNPI, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, pada Senin (16/1/2023) malam.

Dialog nasional ini menghadirkan enam narasumber yaitu Ketua Umum DPP KNPI Ilyas Indra, Ali Hanafiah (Sekjen DPP KNPI) yang juga sebagai moderator, Ali Wongso Sinaga (Ketua Umum Depinas Soksi), Devanda Aditia Putera (Ketua Harian DPP KNPI), Fauzan Fadel Muhammad (plt Ketua Partai Golkar Jakarta Selatan), Drs Ahmad Yani Pandjaitan (Ketum DPP PM Kamtibmas), Sukri Rahmatullah (Aktivis 98/Jurnalis), dan Doli Sangadji (Ketum Pemuda Persatuan PPP).

Dalam kesempatan tersebut, Ilyas Indra mengatakan bahwa tema dialog nasional  masih relevan dengan rangkaian tulisannya dalam buku karya miliknya berjudul “Investor of Change, Pemuda Indonesia”. Ilyas memaparkan bahwa pemimpin kuat pada 2045 apabila pemuda terlibat politik sejak saat ini.

Menurut Ilyas lebih dari separuh populasi Indonesia adalah pemuda dengan rincian generasi Z sebanyak 76 juta (27,9%) dan generasi millenial 70 juta (25,87%).

“Ini adalah angka yang luar biasa. Artinya apa? Bahwa lebih dari 50% populasi penduduk Indonesia adalah pemuda,” ujar Ilyas.

Menurut Ilyas, pemuda harus mandiri dengan gerakan wirausaha dan mendorong tumbuh kembang perekonomian nasional.

“Jika 80% pemuda yang  biasa-biasa saja ini bergerak menuju tahap kemandirian ekonomi ditopang 20% kategori pemuda yang sudah mampu maka akan membantu pertumbuhan ekonomi dan menjadi ruang terbaik dalam berpolitik praktis,” imbuh Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Informatika Tunas Bangsa Jakarta itu.

Ilyas menekankan bahwa untuk menguatkan kemandiriannya, maka seorang aktivis harus jadi pengusaha dan kuat secara ekonomi dengan tujuan untuk menjaga marwah aktivis itu sendiri.

“Caranya? Ya dengan berbisnis, menuntaskan pendidikan tinggi karena republik ini butuh SDM yang unggul. Pemuda yang berbisnis dan mandiri secara ekonomi akan menjadi SDM unggul di arena politik,” tegasnya.

Mengutip bukunya, Ilyas memaparkan strata aktivis yang berbisnis dan karakter leader yaitu Investor of Change, Build Relationship, Measurable Vision, Balanced Concept, Action and Innovations.

“Intinya adalah DPP KNPI terus menyebarkan virus-virus Investor of Change ke seluruh belahan bumi Nusantara,” tutup pria berperawakan tenang ini.

Ketua Umum Depinas Soksi Ali Wongso Sinaga dalam materinya lebih menekankan pada poin meluruskan arah reformasi supaya demokrasi Indonesia lebih terarah dengan prinsip ambil yang baik dan buang yang buruk.

“Pemuda harus menumbuhkan kembali idealismenya yang telah tergerus oleh pragmatisnya zaman karena idealisme yang terawat dengan baik akan menumbuhkan nasionalisme yang kuat. Ambil yang baik dari masa lalu dan buang yang buruknya,” tandas mantan Ketua Umum Fokus Maker itu.

Dalam kesempatan yang sama, putra mantan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad yakni Fauzan Fadel Muhammad, mewakili kalangan Milineal mengatakan bahwa di Jakarta misalnya terdapat sekitar 27% anggota DPRD DKI Jakarta yang berusia dibawah 40 tahun.

“Karenanya disini, pemuda harus bisa berkolaborasi. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Peran pemuda harus berkelanjutan,” tegas pemuda yang bertekad menaikkan suara partai di kota yang dipimpinnya bisa naik 300% itu.

Salah satu senior KNPI sendiri, Ahmad Yani Pandjaitan lebih menekankan pada poin pentingnya filsafat politik yang menurutnya esensi dari politik praktis saat ini telah melenceng jauh.

“Saya melihat esensi berpolitik kita melenceng jauh dari harapan banyak orang dan karenanya dalam kesempatan ini kita harus kembali ke khittah yang semestinya,” tukasnya.

Jurnalis sekaligus aktifis 98, Sukri Rahmatullah memberikan contoh yang membakar semangat pemuda Indonesia yang hadir dalam dialog tersebut. Ia mencontohkan bagaimana saat ini pemimpin dunia seperti Sanna Marin wanita yang menjadi perdana menteri Finlandia di usia 34 tahun, Sebastian Kurz Kanselir Australia berusia 32 tahun dan beberapa lainnya yang memimpin negaranya pada umur dibawah 40 tahun.

“Jika anak muda turun ke gelanggang politik harus lakukan lima hal diantaranya membawa konsep baru, menjadi antitesa politisi lama, membangun narasi, mengatur komunikasi dan menciptakan perubahan,” tandas pria yang merupakan Pemred Berita Satu tersebut.

Sebagai pembicara terakhir, Ketua Umum sayap PPP memberikan motivasi agar generasi muda mampu memberikan warna baru dalam berpolitik.

“Harus ada yang baru mulai ciri baru, kreativitas, inovasi dan yang pasti melakukan hal-hal positif apabila ingin terjun ke gelanggang politik nasional,” pesannya.

Sementara itu, Ketua MPI Fahd El-Fouz A Rafiq memberikan pesan dengan diksinya yang  membumi yaitu “Sehebat apapun kita sebagai manusia, mereka yang memberikan banyak manfaat untuk orang banyaklah yang terbaik.”

Untuk diketahui bersama, Dialog Nasional ini menekankan bagaimana pemuda khususnya Generasi X dan Y mampu memberikan warna baru dalam percaturan politik Indonesia dengan konten cerdas berjudul Investor of Change, sehingga mampu bangkit secara ekonomi dengan menjadi wirausaha yang berdikari agar marwahnya khususnya aktivis terstigma positif dan bukan sekedar penggembira belaka tetapi menjadi pelaku perubahan itu sendiri menuju Indonesia lebih baik dan maju.

(asw/bus/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular