Wednesday, September 24, 2025
spot_img
HomePendidikanPsikologiKetagihan Scroll Berita Buruk? Hati-hati, Itu Gejala Doomscrolling!

Ketagihan Scroll Berita Buruk? Hati-hati, Itu Gejala Doomscrolling!

Ilustrasi. (Gambar: Cakrawarta)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Pernah nggak sih, tanpa sadar terus menggulir layar ponsel hanya untuk membaca berita buruk, mulai dari konflik, bencana, sampai gosip negatif? Hati-hati, bisa jadi Anda sudah terjebak dalam fenomena yang disebut doomscrolling.

Pakar psikologi Universitas Airlangga Atika Dian Ariana menjelaskan bahwa doomscrolling adalah perilaku kompulsif yang muncul karena kecemasan menghadapi ketidakpastian.

“Doomscrolling ini semacam dorongan untuk menyelamatkan diri. Dengan mencari informasi, manusia merasa bisa mengendalikan hal-hal yang negatif atau mengancam,” ungkapnya.

Meski sekilas terlihat seperti insting bertahan hidup, Atika menegaskan bahwa doomscrolling justru berbahaya. Terlalu sering terpapar kabar buruk membuat pikiran dan emosi ikut terbawa, bahkan memicu stres berlebih.

“Scrolling itu kan bukan aktivitas yang betul-betul memberikan solusi. Kalau menghadapi ujian kita tahu kapan selesai, tapi dalam situasi tidak menentu seperti pandemi atau kerusuhan, kita tidak tahu kapan berakhir. Itu yang bikin kecemasan makin parah,” jelasnya.

Akibatnya, muncul rasa khawatir berlebihan yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika berlangsung lama, bukan hanya mental yang kelelahan, tapi tubuh pun ikut terdampak.
“Ketika cemas, tubuh ikut menegang seolah siap menghadapi ancaman. Lama-lama bukan hanya pikiran yang lelah, tapi juga fisik kita,” tambahnya.

Agar tidak terjebak dalam spiral negatif, Atika memberikan beberapa tips sederhana yang bisa dipraktikkan:

  1. Tingkatkan literasi media. Pilih informasi dari sumber terpercaya, jangan asal ikut-ikutan.
  2. Batasi waktu main medsos. Cobalah mengalihkan perhatian ke hal lain seperti olahraga, memasak, bersih-bersih rumah, atau menekuni hobi.
  3. Jaga keseimbangan. Ingat, tidak semua hal bisa dikendalikan manusia. Ada yang perlu diserahkan kepada Tuhan agar emosi lebih terkelola.
  4. Cari dukungan. Kalau cara-cara sederhana belum cukup, jangan ragu bercerita ke orang terdekat atau mencari bantuan profesional.

“Dibandingkan doomscrolling, lebih baik kita alihkan ke aktivitas produktif. Dan kalau sudah merasa tidak tertolong, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional,” tutup Atika. (*)

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular