Saturday, November 22, 2025
spot_img
HomePolitikaDaerahPWNU Jatim Jadi Rujukan Spiritual ASEAN, Mufti Malaysia Belajar Thariqah

PWNU Jatim Jadi Rujukan Spiritual ASEAN, Mufti Malaysia Belajar Thariqah

Belasan ulama asal negara bagian Perak, Malaysia saat berdiskusi bersama para pengurus JATMAN PWNU Jatim di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Sabtu (22/11/2025). (foto: PWNU Jatim for Cakrawarta)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Citra Jawa Timur sebagai salah satu pusat rujukan spiritual di kawasan ASEAN kembali menguat. Belasan mufti atau para pemberi fatwa dari Kerajaan Perak, Malaysia, melakukan kunjungan khusus ke Idarah Wustha JATMAN (Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu‘tabarah an-Nahdliyah) PWNU Jawa Timur di Surabaya, hari ini, Sabtu (22/11/2025). Kunjungan ini menjadi wadah pertukaran gagasan mengenai tradisi thariqah dan Aswaja yang selama ini mengakar kuat di Nahdlatul Ulama.

Delegasi yang dipimpin Dato’ Sri Haji Wan Zahidi bin Wan Teh itu diterima jajaran PWNU Jatim, antara lain Dr. KH Romdlon Chotib (Wakil Rais Syuriyah), Prof. Dr. HM Noor Harisudin (Wakil Sekretaris Tanfidziyah), KH Muhsin Nurhadi (Rais Mustafat JATMAN Jatim), dan Dr. KH Mustofa Badri, MA (Mudir JATMAN Jatim).

Dalam sambutan pembuka, Dato’ Wan Zahidi menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat PWNU Jatim. Ia menegaskan bahwa kedatangan para mufti Perak bertujuan memperdalam pemahaman tentang tarekat dan memperkuat posisi Aswaja di tengah dinamika keagamaan di kawasan.

“NU dan Islam di Malaysia memiliki akar yang sama dalam paham Ahlus Sunnah wal Jamaah. Karena itu kami ingin bertukar pengalaman untuk memperkuat moderasi,” ujarnya.

Sejumlah anggota delegasi menjelaskan bahwa mereka tengah mengkaji langkah memperkuat ajaran Aswaja dan tradisi tasawuf dalam kerangka hukum negara Perak. Upaya itu mereka nilai strategis mengingat meningkatnya penetrasi paham Wahabi yang kerap menyesatkan atau mengkafirkan kelompok lain.

JATMAN, Jalan Cinta dalam Tradisi Keulamaan

Mudir JATMAN Jatim Dr. KH Mustofa Badri menyambut baik kunjungan tersebut dan menyebutnya sebagai “lawatan mahabbah”, kunjungan yang didorong oleh kecintaan dan ikhtiar bersama menjaga ajaran Islam yang ramah dan moderat.

Pengurus PWNU dan JATMAN Jatim saat menerima belasan ulama asal Malaysia diruang kerja PWNU Jatim, Surabaya, Sabtu (22/11/2025). (foto: PWNU Jatim for Cakrawarta)

“Saya terharu dengan lawatan mahabbah ini. NU sendiri lahir dari cinta, terutama dari perjuangan Komite Hijaz yang menolak sikap Wahabi yang merusak warisan keislaman,” ujarnya.

Ia menegaskan, kerja sama Indonesia-Malaysia sangat penting bagi upaya membentengi umat dari ajaran yang mudah mengkafirkan.

“NU menjaga agama, negara, dan umat dengan dakwah yang penuh kasih. Tantangan ekstremisme tidak boleh dibiarkan,” katanya.

Dalam penjelasan lebih rinci, Mustofa menyampaikan bahwa JATMAN, yang berdiri sejak 1957, kini menaungi 44 thariqah mu‘tabarah yaitu tarekat yang memiliki sanad jelas dan diakui validitas spiritualnya. Di Jawa Timur terdapat tujuh tarekat dengan jamaah terbesar.

Seleksi kemu‘tabarahan tersebut, kata Mustofa, dilakukan oleh para mursyid yang menelusuri sanad dari guru ke guru hingga Rasulullah SAW. “Seleksi ulang akan dilakukan dalam munas dan halaqah mendatang. Jika Malaysia ingin membuat mekanisme formal melalui negara, itu sangat dimungkinkan.”

Wakil Rais Syuriyah PWNU Jatim, Dr. KH Romdlon Chotib, menilai kunjungan mufti Malaysia ini sebagai langkah strategis, mengingat Jawa Timur selama ini menjadi rujukan bagi dinamika NU di tingkat nasional.

“NU Jatim adalah barometer Indonesia. Maka JATMAN Jatim pun menjadi barometer perkembangan tarekat di Nusantara,” ujarnya. Ia menambahkan, thariqah merupakan dimensi spiritual yang lebih tinggi yang ibarat kekhusyukan dalam shalat, sementara NU berperan lebih luas dalam gerakan sosial dan kebangsaan.(*)

Kontributor: Cak Edy

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular