Thursday, February 13, 2025
spot_img
HomeGagasanIsra' Mi'raj, Shalat dan Pendidikan Karakter

Isra’ Mi’raj, Shalat dan Pendidikan Karakter

Isra’ Mi’raj adalah peristiwa agung yang tidak hanya menunjukkan mukjizat Rasulullah Muhammad SAW. Ada “pesan penting” tentang pembentukan karakter. Sebagaimana bagian dari misi Nabi, yaitu memperbaiki akhlak umat manusia. Perintah sholat yang diterima saat Isra’ Mi’raj berfungsi sebagai alat transformasi spiritual dan moral.

Misi Utama: Perbaikan Akhlak

Rasulullah Muhammad SAW bersabda yang artinya, “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Bukhari). Misi ini menjadi landasan dari setiap ajaran yang beliau sampaikan. Termasuk pesan yang dibawa melalui Isra’ Mi’raj. Perbaikan akhlak tidak hanya mencakup hubungan manusia dengan manusia, tetapi juga hubungan dengan Allah.

Melalui Isra’ Mi’raj, Rasulullah menerima perintah sholat. Ini menjadi pilar utama dalam menyempurnakan akhlak. Sholat mendisiplinkan waktu, menguatkan keimanan, dan mengajarkan ketundukan serta keikhlasan.

Karakter yang baik adalah cerminan dari sholat yang benar, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, “Sesungguhnya sholat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45).

Sholat: Sarana Pembentukan Karakter

Sholat bukan sekadar ibadah formal. Setiap gerakan dan bacaan dalam sholat mengandung makna yang mendidik jiwa. Takbiratul ihram mengajarkan ketundukan. Kita menyadari bahwa selain Allah, semuanya adalah kecil dan tidak berarti. Saat takbiratul ihram, kita harus meninggalkan segala hal yang mengganggu hubungan kita dengan Allah.

Ruku’ mengingatkan kita akan pentingnya kerendahan hati, sementara sujud mengajarkan ketergantungan penuh kepada Allah, menunjukkan betapa kita sangat membutuhkan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita.

Mulai takbiratul ihram, rukuk dan sujud adalah “charger” kita untuk beraktifitas sampai sholat wajib berikutnya. Selain itu, sholat juga mendidik nilai-nilai karakter yang kuat. Paling tidak ada tiga karakter dasar yang dibentuk dalam ibadah sholat.

Pertama, kejujuran. Dalam sholat, kita menghadap Allah yang mengetahui segala isi hati kita. Ketulusan dalam sholat mencerminkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari. Terutama saat kita melaksanakan sholat tahajud, di mana hanya kita dan Allah yang tahu. Dalam momen ini, kita jujur mengakui bahwa kita benar-benar membutuhkan kehadiran Allah untuk mengarungi kehidupan ini.

Kedua, Kedisiplinan. Sholat lima waktu mengatur ritme kehidupan, ‘memaksa” kita untuk konsisten dan tepat waktu.

Ketiga, Tanggung Jawab. Sholat adalah kewajiban yang harus dipenuhi setiap muslim, mengajarkan rasa tanggung jawab terhadap perintah Allah.

Salam: Bukti Karakter Kuat dan Berdampak

Salah satu elemen penting dalam sholat yang sering terabaikan adalah salam. Ketika seorang muslim mengucapkan salam di akhir sholat, ia tidak hanya menyelesaikan ibadahnya. Ia juga menyampaikan pesan perdamaian dan kasih sayang kepada semua makhluk di sekitarnya.

Salam adalah simbol bahwa ibadah yang dilaksanakan tidak hanya untuk diri sendiri. Sholat juga harus berdampak baik bagi lingkungan. Orang dengan karakter yang kuat akan menjadikan salam sebagai pengingat. Sholat selalu membawa perdamaian, menjaga hubungan baik, dan menghindari konflik.

Sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW bersabda yang artinya, “Sebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah tali silaturahim, dan sholatlah di waktu malam saat orang-orang sedang tidur. Maka kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Tirmidzi). Salam adalah bukti bahwa ibadah kita telah membentuk karakter yang berdampak positif pada sesama.

Respon Terhadap Kebenaran Cermin Karakter

Ketika Rasulullah Muhammad SAW menyampaikan peristiwa Isra’ Mi’raj, respons umat manusia berbeda-beda. Sahabat utama, Abu Bakar, dengan keyakinannya yang kokoh segera membenarkan peristiwa ini, sehingga mendapat gelar Ash-Shiddiq (yang membenarkan). Sebaliknya, kaum yang lemah akhlaknya, justru menolak dan mencemooh Rasulullah Muhammad SAW.

Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran akan diterima dengan sepenuh hati oleh orang-orang yang memiliki karakter baik. Sebaliknya, mereka yang terbiasa berbohong atau sombong akan sulit menerima kebenaran. Meskipun kebenaran itu datang dari sumber yang terpercaya.

Sebagai penutup tulisan ini, Isra’ Mi’raj mengajarkan bahwa sholat bukan hanya sekadar kewajiban, melainkan juga sarana untuk pembentukan karakter yang mulia. Melalui sholat, seorang Muslim dibentuk dengan tiga karakter utama, yaitu jujur, disiplin, dan bertanggung jawab. Salam yang menjadi penutup sholat adalah bukti bahwa ibadah tersebut berhasil membentuk karakter yang berdampak positif pada sesama.

Dengan membangun karakter yang baik melalui sholat dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, misi Rasulullah Muhammad SAW untuk memperbaiki akhlak manusia dapat terus diwujudkan di setiap zaman.

Semoga kita mampu menjaga sholat di awal waktu, menyempurnakan akhlak, dan membawa makna salam dalam kehidupan sehari-hari, sehingga orang-orang di sekitar kita—baik di keluarga, tetangga, maupun tempat kerja—merasa nyaman dan selalu membawa aura positif yang produktif.

 

FIRMAN ARIFIN

Ketua Senat PENS dan Pengurus ISNU Kota Surabaya

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular