
Pacitan, – Untuk mengidentifikasi potensi Desa Arjowinangun sebagai destinasi wisata batik tulis, sekelompok tim dosen ilmu komunikasi dari UPN “Veteran” Jawa Timur melakukan penelitian di desa yang terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan tersebut. Tim tersebut terdiri dari lima orang yakni Dr. Zainal Abidin Achmad, S.Sos., M.Si., M.Ed., Syifa Syarifah Alamiyah, S.Sos., M.Commun., Dra. Herlina Suskmawati, M.Si., Heidy Arviani, S.Sos., M.A., dan Roziana Febrianita, M.A.
Dalam keterangannya, salah seorang anggota tim peneliti, Zainal Abidin Achmad, mengatakan bahwa tujuan penelitian tidak hanya untuk mengidentifikasi potensi desa, melainkan juga untuk menggali pandangan dan pendapat berbagai pihak terkait pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di desa tersebut, serta mencari solusi untuk permasalahan yang dihadapi dalam upaya mengembangkan desa sebagai sentra batik tulis.
“Karena itulah, bertempat di Balai Desa Arjowinangun, kami telah dilaksanakan kegiatan Focus Group Discussion atau FGD penelitian skema kelompok riset dasar lanjutan (RISDALA) dengan judul “Komunikasi Pembangunan untuk Pengembangan Potensi Usaha Batik Tulis Desa Arjowinangun sebagai Destinasi Wisata di Kabupaten Pacitan” pada hari Sabtu (13/7/2024) lalu,” ujarnya pada media ini, Senin (15/7/2024).
Zainal Abidin lebih lanjut memaparkan bahwa dia dan timnya menyelenggarakan FGD yang diikuti oleh 20 peserta termasuk Kepala Desa Arjowinangun, perangkat desa, pemilik usaha Batik Tulis Woro Srikandi, pengusaha batik lain dari luar Desa Arjowinangun, perwakilan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), perwakilan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Kabupaten Pacitan, serta warga sekitar yang mendapatkan keuntungan dari kehadiran Batik Tulis Woro Srikandi.

Menurutnya, para peserta FGD aktif memberikan pandangan dan masukan mereka mengenai berbagai isu yang terkait dengan pengembangan potensi usaha batik tulis di Desa Arjowinangun seperti yang disampaikan oleh Kepala Desa Arjowinangun, Agus Priohono.
“Setelah adanya diskusi dalam acara FGD tadi saya merasa mulai terbuka untuk mengadakan pelatihan di desa kemudian kita akan memulai kerja sama dengan beberapa SD di sekitar karena kita perlu menanamkan rasa cinta sejak dini, agar batik tulis bisa terus dilestarikan,” tegas Agus. Regenerasi perajin batik di desanya, lanjut Agus, sangat penting untuk melestarikan warisan wastra nusantara. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mengajak partisipasi anak muda.
Sementara itu, selaku Ketua Tim Peneliti, Zainal Abidin menegaskan bahwa dirinya dalam kesempatan FGD tersebut menyampaikan perlunya bagi pihak Desa untuk mengembangkan inovasi desain batik serta memahami preferensi pasar melalui survei konsumen akan membantu menyesuaikan produk dengan kebutuhan pasar.
“Hal ini akan membantu untuk pengembangan batik tulis Arjowinangun. Saya harap akan dikembangkan lagi terkait tujuan destinasi wisata Kampung Batik Woro Srikandi,” ujarnya.
Zainal Abidin sendir berharap bahwa melalui FGD ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam upaya pengembangan Desa Arjowinangun sebagai destinasi wisata batik tulis, yang tidak hanya akan meningkatkan perekonomian desa tetapi juga melestarikan warisan budaya batik tulis khas Pacitan itu. (***)
Reporter: Azka Salima Wijaya, Roziana Febrianita
Editor: Moh Abdel Rafi
Foto: Ivan Wira Prayoga