SURABAYA – Penyelenggaraan Islamic Book Fair 2016 di Surabaya telah memasuki hari ke-3. Sejak dibuka pertama kali pada Jumat (29/4/2016) tingkat kunjungan mengalami kenaikan. Menurut Alfin, salah seorang peserta IBF menyatakan bahwa hari pertama dan kedua tidak terlalu ramai. Justru hari ini, Minggu (1/5/2016) menurutnya antusiasme pengunjung merupakan yang terbesar.
Dari pantauan tim cakrawarta.com memang tampak pengunjung memadati hampir setiap stan yang menyajikan beragam buku menarik terkait topik-topik keIslaman. Bahkan tampak kaum santri pun memenuhi arena pameran buku yang diklaim terbesar di Surabaya itu.
Menariknya adalah terdapat satu stan yang menyajikan buku-buku bertemakan sosial politik dan jauh sekali dari hal yang berbau keIslaman seperti Mein Kampf karya Adolf Hitler, Il Principe karya Nicolo Macheavelli hingga buku-buku yang terkesan “kiri” padahal pameran kali ini dari namanya saja jelas didominasi tema kaum “kanan”. Seorang pengunjung bernama Binsar justru mengapresiasi kehadiran penerbit yang demikian.
“Ini kan ajang pameran yang mempertemukan kami sebagai konsumen (penikmat buku) dengan para penerbit buku-buku berkualitas. Bagi saya kehadiran penerbit dengan tema seperti ini (buku sosial politik bertemakan “kiri”,red) justru bagus. Ke depan memang perlu dibuat lebih beragam bahkan lebih dari sekarang ini,” ujar pria berkacamata yang nampak memborong buku.
Walaupun ramai pengunjung, menurut seorang penjaga stan dari penerbit ternama menyayangkan kurangnya sosialisasi dari pihak penyelenggara pameran. Menurut penjaga yang enggan disebut namanya tersebut, poster atau pamflet promosi pameran buku kali ini tidak gencar dilakukan.
“Malah para pengunjung lebih banyak tahu dari media sosial. Ini kan ironis. Saya kira panitia harus menggencarkan promosinya,” pinta pria paruh baya tersebut.
Untuk diketahui, IBF 2016 yang ke-6 dan dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Surabaya ke-723 ini dibuka pada Jumat (29/4/2016) dan akan berlangsung hingga Kamis (5/5/2016) malam. Pameran buku ini juga dimeriahkan dengan pameran mushaf Al-Quran Kuno yang merupakan koleksi pribadi Erwin Dian Rosyidi dari Lesbumi NU.
(jat/bti)