Monday, December 15, 2025
spot_img
HomePendidikanDunia KampusGuru Besar Ini Katakan Migrasi Populasi Bisa Membentuk Keberagaman

Guru Besar Ini Katakan Migrasi Populasi Bisa Membentuk Keberagaman

Prof. Dr. Phil. Toetik Koesbardiati saat menyampaikan orasi ilmiah berjudul Memberi Kesempatan Bicara pada Si Mati, dalam momen pengukuhan dirinya sebagai gelar guru besar di bidang paleoantropologi yang berlangsung di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Kampus C Universitas Airlangga, Kamis (27/7/2023). (foto: istimewa)

SURABAYA – Perkembangan manusia pada dasarnya dapat dilihat melalui aktivitas migrasi manusia yang terjadi pada masa lalu. Aktivitas migrasi tersebut, menjadi ruang pembuka bagi munculnya keberagaman fisik maupun budaya seperti saat ini. Untuk itu, pengetahuan tentang proses perkembangan tersebut penting untuk dipahami untuk menghindari diskriminasi antar golongan manusia. Itulah yang disebut paleoantropologi dan betapa pentingnya peran ilmu ini bagi manusia.

“Kalau kita paham tentang perkembangan manusia dan migrasi, maka kita tidak akan mendiskriminasi siapa pun. Karena, kita tahu bahwa ketika migrasi dari berbagai populasi bergabung, maka semua akan membentuk keberagaman. Keberagaman adalah keberagaman, tidak bisa diseragamkan,” ujar Prof. Dr. Phil. Toetik Koesbardiati dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Memberi Kesempatan Bicara pada Si Mati, saat pengukuhan dirinya sebagai gelar guru besar di bidang paleoantropologi yang berlangsung di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Kampus C Universitas Airlangga, pada Kamis (27/7/2023).

Wanita kelahiran Surabaya itu menjelaskan bahwa paleoantropologi memiliki cakupan ruang lingkup yang begitu luas. Ilmu ini tidak hanya mempelajari manusia pada masa lalu, tetapi juga mempelajari manusia dalam konteks masa kini.

“Karena itu, ilmu ini seringkali diaplikasikan bersama multidisiplin ilmu lainnya, khususnya dalam mengkaji permasalahan di masyarakat,” imbuhnya.

Meski peminat ilmu ini terbilang jarang, lanjutnya, paleoantropologi nyatanya memiliki peranan yang sangat penting sebagai pendukung penelitian di bidang lain. Terbukti, ia telah banyak terlibat dalam kegiatan penelitian dan identifikasi dengan pihak-pihak di bidang kedokteran dan forensik.

“Terima kasih kepada Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Negara Republik Indonesia maupun Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polda Jatim, serta para sejawat dari kedokteran forensik yang selalu melibatkan saya dalam setiap kegiatan identifikasi,” ucapnya dalam kesempatan tersebut.

Dirinya menyampaikan bahwa salah satu muara dari ilmu paleoantropologi yang selama ini ia geluti adalah berdirinya museum etnografi dan pusat kajian kematian di tempat ia mengajar saat ini yaitu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP Unair). Saat ini, dirinya tengah mengupayakan jalinan kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan institusi dan akademisi luar negeri. Dirinya berharap, keberadaan museum tersebut dapat menjadi salah satu sarana pembelajaran unggulan yang dimiliki oleh Unair.

“Muara dari ilmu ini saya wujudkan dalam bentuk museum etnografi FISIP. Semoga museum ini bisa menjadi sarana belajar unggulan karena di sana ada banyak koleksi menarik. Kemudian kami juga berharap bisa membangun kerja sama dengan akademisi luar negeri, sehingga kami berharap semoga nantinya museum ini bisa lebih maju,” pungkasnya.

(pkip/mar)

RELATED ARTICLES

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular