
BLITAR, CAKRAWARTA.com – Di halaman kecil Asrama Yonif 511/DY, Kota Blitar, suara pukulan dan hentakan kaki terdengar berulang-ulang setiap sore. Di bawah terik matahari, seorang perempuan berhijab tampak fokus menendang sasaran, napasnya tersengal, namun matanya memancarkan tekad yang keras. Dialah Dian Bakti Wicaksono, anggota Persit KCK Cabang XXIV Yonif 511 Koorcab Rem 081, sekaligus istri prajurit TNI AD, Praka Edi Wantoro.
Semangatnya berbuah manis. Dian baru saja menorehkan prestasi gemilang di ajang 10th International Open Karate Championship KL Mayor’s Cup 2025, yang digelar 30 Oktober hingga 2 November 2025 di Kuala Lumpur, Malaysia. Turun di kelas Kumite +68 Kg, ia berhasil meraih medali perak, mengharumkan nama Indonesia dan organisasi Persit di kancah internasional.
“Sebenarnya sejak awal saya menargetkan medali emas. Tapi di partai final lawan tampil lebih baik. Meski begitu, saya tetap bersyukur dan senang dengan hasil ini,” ujar Dian saat ditemui di kediamannya, Minggu (9/11/2025).
Bagi sebagian orang, persiapan menuju kejuaraan internasional berarti latihan di fasilitas modern dengan tim pelatih profesional. Namun bagi Dian, segalanya dilakukan dengan sederhana, di sela aktivitas rumah tangga dan kegiatan organisasi Persit.
“Saya latihan hampir setiap hari di waktu yang bisa saya sisihkan, kadang pagi, kadang sore. Dukungan suami dan rekan-rekan Persit membuat saya kuat,” tuturnya sambil tersenyum.
Keringat yang menetes di lapangan asrama itu kini terbayar. Di arena Kuala Lumpur, Dian berdiri tegak mengenakan seragam karate putih dengan bendera Merah Putih di dada. Meski sempat gugup menghadapi lawan dari negara lain, ia menunjukkan performa terbaik dan mampu menembus babak final.
Bagi Dian, prestasinya bukan hanya hasil kerja keras pribadi. Ada doa dan dukungan yang datang dari keluarga besar Yonif 511 dan Persit Koorcab Rem 081. “Saya mengucapkan terima kasih atas doa, dukungan, dan perhatian dari Ibu Ketua Persit Yonif 511 dan Ibu Ketua Persit Koorcab Rem 081. Itu semua sangat berarti bagi saya,” katanya.
Ketua Persit KCK Koorcab Rem 081, Ibu Frieda Untoro, tak dapat menyembunyikan kebanggaannya. “Kami sangat bangga dengan pencapaian Bu Dian. Ini bukan hanya kebanggaan bagi Persit, tapi juga bagi bangsa Indonesia. Semoga prestasi ini memotivasi anggota lainnya untuk terus berkarya dan berprestasi,” ujarnya.
Capaian di Kuala Lumpur bukan yang pertama bagi Dian. Ia telah menorehkan enam prestasi internasional sejak 2019, mulai dari medali perak di 20th Milo Championship Malaysia, hingga dua medali emas di Piala Raja Karate Yogyakarta Internasional dan Internasional Badung Open Bali.
Setiap medali baginya bukan sekadar penghargaan, melainkan bukti bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari tempat yang sederhana. “Saya hanya ingin membuktikan bahwa perempuan, termasuk istri prajurit, juga bisa berprestasi dan membawa nama baik Indonesia. Ke depan, saya akan berlatih lebih keras agar bisa membawa pulang emas,” katanya dengan mata berbinar.
Di balik kariernya sebagai atlet karate, Dian tetap menjalankan peran sebagai istri dan ibu rumah tangga. Ia mengatur waktu antara mengurus keluarga, mendampingi kegiatan Persit, dan berlatih setiap hari.
Ketekunannya membuat banyak anggota Persit lain terinspirasi. Di lingkungan asrama Yonif 511, nama Dian kini disebut dengan bangga, bukan hanya sebagai “istri prajurit”, tetapi juga sebagai pejuang olahraga yang membawa harum nama satuan dan negeri.
Dari halaman sederhana asrama prajurit di Blitar, langkahnya telah menembus panggung dunia. Dan di setiap keringat yang menetes di antara latihan, tersimpan satu pesan kuat: bahwa semangat juang tak selalu berwujud senjata, tapi juga bisa lahir dari tendangan, keberanian, dan hati yang pantang menyerah.(*)
Kontributor: Arwang
Editor: Abdel Rafi



