
SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Covid-19 belum benar-benar pergi. Di tengah rasa aman yang perlahan tumbuh di masyarakat, lonjakan kasus baru kembali muncul. Kali ini, virus datang dengan wajah baru, lebih cepat menular, lebih diam-diam, dan bisa jadi lebih sulit dikendalikan.
Dr. Agung Dwi Wahyu Widodo, dr., M.Si., pakar imunologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair), mengingatkan agar publik tidak lengah. Menurutnya, meski gejala cenderung lebih ringan dibanding masa pandemi puncak, ancaman Covid-19 tetap nyata.
“Kita memang sudah melewati pandemi empat tahun lalu. Tapi bukan berarti virus ini hilang. Ia hanya berubah bentuk, lebih menular, dan karena itu tetap berbahaya,” ujarnya.
Munculnya Varian Nimbus: Lebih Menular, Gejala Tersamar
Salah satu pemicu utama lonjakan kasus kali ini adalah kemunculan varian baru yang disebut Nimbus, varian turunan Omikron yang secara struktur berbeda cukup jauh dari pendahulunya.
“Varian NB.1.8.1 atau Nimbus ini punya struktur spike protein yang sangat berbeda dari varian Omikron sebelumnya. Ini membuatnya lebih mudah menyebar,” jelasnya.
Tidak hanya itu, perubahan cuaca ekstrem juga memperburuk situasi. Cuaca yang semestinya panas kini berubah menjadi dingin dan lembap, menciptakan kondisi ideal bagi penyebaran virus.
Dr. Agung menyayangkan rendahnya kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan. Banyak orang menganggap Covid-19 sudah selesai, sehingga enggan menggunakan masker atau memeriksakan diri saat sakit.
“Hari ini orang batuk-pilek ya dianggap flu biasa. Padahal bisa jadi itu Covid-19. Karena tidak diperiksa, tidak terdeteksi, akhirnya muncul infeksi lubuk yang sulit dilacak dan dikendalikan,” tegasnya.
Vaksin Lama Sudah Tak Cukup, Saatnya Vaksin Baru Diperbaharui
Salah satu tantangan terbesar saat ini adalah efektivitas vaksin. Vaksin generasi awal dinilai tidak lagi cukup melindungi dari varian baru seperti Nimbus.
“Kita butuh vaksin baru, seperti pada influenza musiman. Virusnya berubah, vaksinnya juga harus diperbarui,” kata Dr. Agung.
Untuk menghadapi situasi ini, Dr. Agung mengimbau masyarakat agar kembali menerapkan gaya hidup sehat: makan bergizi, tidur cukup, olahraga rutin, serta tetap memakai masker di ruang publik.
“Covid-19 mungkin tak seganas dulu, tapi ia tetap bisa membahayakan. Jangan tunggu sakit dulu untuk sadar. Jaga diri, dan jaga orang-orang di sekitar kita,” pungkasnya.(*)
Editor: Abdel Rafi