
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Sebanyak 60 persen pekerja di Jakarta belum memiliki tabungan pensiun. Fakta ini terungkap dari studi terbaru mengenai perencanaan keuangan hari tua yang dilakukan oleh Syarifudin Yunus, Peneliti Dana Pensiun dari DPLK Sinarmas Asset Management.
Riset yang melibatkan 100 pekerja formal dan informal ini mengungkap rendahnya kesadaran masyarakat pekerja dalam menyiapkan masa pensiun. Sebagian besar responden mengaku belum memprioritaskan tabungan jangka panjang, terutama karena terbatasnya penghasilan dan rendahnya literasi keuangan.
“Mayoritas pekerja masih fokus pada kebutuhan harian. Bahkan, 80 persen hanya mampu menabung maksimal Rp500 ribu per bulan untuk pensiun,” ungkap Syarifudin dalam keterangannya, Rabu (11/6/2025).
Tak hanya itu, studi juga mencatat setengah dari responden lebih memilih membeli produk dana pensiun secara online atau melalui aplikasi digital. Temuan ini menunjukkan pentingnya pengembangan layanan digital yang mudah diakses untuk mendorong partisipasi dana pensiun, khususnya melalui Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
Syarifudin menegaskan, pentingnya edukasi dan kampanye berkelanjutan terkait dana pensiun. “Pekerja perlu mengubah cara pandang. Masa pensiun bukan sekadar soal waktu, tapi soal kesiapan. Kalau tidak disiapkan dari sekarang, siapa yang akan menanggung?” ujarnya.
Menurutnya, DPLK dapat menjadi solusi jangka panjang untuk membangun kemandirian finansial di hari tua. Selain memberikan kepastian dana pensiun dan hasil investasi optimal, DPLK juga menawarkan insentif pajak final hanya 5 persen serta menjamin kesinambungan penghasilan setelah pensiun.
Hasil studi bertajuk “Persepsi dan Preferensi Pekerja Biasa terhadap Dana Pensiun sebagai Perencanaan Hari Tua” ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Politeknik Pratama pada 11 April 2025. Studi lengkap dapat diakses melalui link ini.
“Selagi masih produktif, siapkan dana pensiun sendiri sesuai kemampuan. Agar kerja yes, pensiun oke,” pungkas Syarifudin.(*)
Editor: Tommy dan Rafel