JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo kesal melihat kenyataan hanya 30% dari total jumlah penduduk Indonesia yang memiliki akte kelahiran. Padahal, menurut dia, surat tersebut sangatlah penting karena seorang anak setelah dilahirkan memiliki hak mengenyam pendidikan dan hak lain.
Karenanya, politikus PDIP ini telah membeerikan tugas pada seluruh pemda di Indonesia mempercepat pemrosesan akte kelahiran. Targetnya, seluruh warga Indonesia yang berjumlah 250 juta lebih sudah memiliki surat tanda lahir itu pada dua tahun terakhir, utamanya mereka yang berada di daerah.
“Target Kemendagri 2 tahun ini harus selesai seluruh penduduk Indonesia sudah mempunyai akte kelahiran. Data yang ada tidak lebih dari 30% dari seluruh WNI yang baru mempunyai Akte Kelahiran,” ujar Tjahjo kepada wartawan, Selasa (8/9).
Mantan Sekjen PDIP itu menambahkan, melalui Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil, Kementerian yang dipimpinnya sedang giat mendorong kesadaran masyarakat untuk menyadari arti penting akte lahir. Khususnya sebagai dokumen hukum dan yang terpenting karena terkait dengan keturunan dan hak anak. Termasuk untuk keperluan sekolah dan keperluan lainnya.
“Salah satu kendala yang ada di daerah salah satunya adalah banyak org tua yang tidak punya akta nikah/buku nikah. Bila tidak ada akta nikah hanya ditulis anak ibu. Ini yang membuat masyarakat agak terhambat,” ujar Tjahjo.
Guna mengatasi masalah itu, diperlukan isbat nikah sehingga dapat diterbitkan buku nikah. Kemendagri sendiri diakui akan menerbitkan surat pada Pemkab/kota agar mempermudah dengan menjemput bola ke masyarakat. Caranya dengan proses pendekatan melalui rumah sakit, puskesmas, bidan-bidan di desa terkait sosialisasi dan pemberian surat akte kelahiran secara gratis dan cepat.
(msa/bti)