
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Setelah berbulan-bulan harga beras menekan dompet rakyat, kabar baik akhirnya datang. Perum BULOG memastikan tren penurunan harga mulai terasa di ratusan kabupaten/kota. Data Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru menunjukkan jumlah daerah yang mengalami kenaikan harga beras kini menyusut drastis, sementara wilayah yang mencatat penurunan harga justru semakin meluas.
Jika dua pekan lalu ada 214 kabupaten/kota yang masih mencatat kenaikan, kini tinggal 100 saja. Sebaliknya, penurunan harga yang sebelumnya hanya terjadi di 58 daerah, minggu ini sudah tercatat di 105 daerah.
“Intervensi yang kita lakukan mulai bekerja. Turunnya jumlah daerah dengan kenaikan harga dan meluasnya tren penurunan menunjukkan langkah pengendalian inflasi beras efektif. Tapi ini baru awal, kita akan terus memperkuat distribusi dan memperluas pasar,” tegas Direktur Utama Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani, Senin (8/9/2025).
Dalam sepekan terakhir, BULOG memperluas jaringan penjualan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke pasar strategis, termasuk yang masuk pencatatan panel harga Kementerian Perdagangan. Strategi ini menjadi senjata utama agar masyarakat mudah mendapatkan beras terjangkau di titik-titik paling berpengaruh terhadap indeks harga.
Tak berhenti di sana, BULOG memberi perhatian ekstra ke 214 kabupaten/kota yang sebelumnya mengalami lonjakan. Beras SPHP digelontorkan lebih masif untuk menahan gejolak harga di tingkat konsumen.
Kekuatan lain ada pada sinergi pentahelix. BULOG bekerja bersama TNI-Polri, pemerintah daerah, Bapanas, BPS, Kementerian Pertanian, Kementerian Koordinator Bidang Pangan, ritel modern, hingga pengecer di pasar tradisional.
“Ini kerja kolektif. BULOG memang bagian penting, tapi keberhasilan pengendalian harga tidak mungkin terjadi tanpa koordinasi semua pihak—mulai dari regulator, aparat, akademisi, hingga media,” kata Rizal.
Hasilnya terasa nyata. Penurunan harga beras di 105 daerah sekaligus turunnya jumlah wilayah dengan kenaikan harga menjadi separuh dari dua minggu sebelumnya menjadi sinyal positif. Pasar mulai merespons suplai yang lebih lancar dan terjangkau.
BULOG memastikan tren ini tidak berhenti di tengah jalan. Stok nasional dijaga tetap cukup, distribusi diperkuat, dan program Gerakan Pangan Murah digencarkan agar harga beras tetap ramah bagi rakyat.
“Ketersediaan pasokan adalah kunci. Kalau stok aman, harga akan ikut stabil. Inilah yang terus kami kawal,” tutup Rizal. (*)
Kontributor: Johannes
Editor: Abdel Rafi